Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat Ubaidillah mengajak lembaga penyiaran televisi dan radio lebih masif mengedukasi publik tentang isu-isu kebencanaan, sebagai refleksi 20 tahun bencana tsunami Aceh.
"Hari ini tepat 20 tahun tsunami Aceh. Salah satu bencana yang sangat banyak menelan korban dan menyebabkan kerusakan. Tentu kita tidak menginginkan ini kembali terjadi lagi, maka diperlukan upaya edukasi dari televisi dan radio terkait kebencanaan," ujar Ubaidillah dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Ubaidillah mengatakan edukasi soal isu-isu kebencanaan merupakan bagian dari mitigasi bencana. Apalagi Indonesia berada di cincin api sehingga berbagai bencana tak bisa terelakkan.
Menurut dia, belakangan ini terjadi banjir dan longsor seperti di Sukabumi, Cianjur, dan Pandeglang, sehingga sudah sepatutnya untuk terus mengedukasi masyarakat.
"Sebagai wilayah yang rawan bencana, saya yakin kebutuhan masyarakat akan informasi salah satunya adalah terkait kebencanaan," kata dia.
Melalui edukasi kebencanaan, Ubaidillah berharap kerusakan dan kerugian yang menimpa warga terdampak bisa diminimalisir, utamanya korban nyawa. Terlebih, kata dia, masyarakat bisa menjadi tangguh bencana.
"Saat edukasi kebencanaan dilakukan, masyarakat akan mengetahui hal apa yang perlu dilakukan saat bencana tiba. Mitigasi dan penanggulangan bisa dilakukan oleh masyarakat secara mandiri," kata dia.
Ubaidillah juga berharap agar isu-isu kebencanaan ditayangkan melalui program-program yang minat penontonnya banyak dan waktu prime time oleh lembaga penyiaran.
"Salah satunya, agar informasi mengenai edukasi kebencanaan ini bisa disisipkan di program-program yang bagus, yang penontonnya banyak, juga bisa di saat-saat waktu prime time," katanya.
Baca juga: Indonesia negara paling dermawan, PCO: Wujud kebersamaan bantu korban bencana
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024