Jakarta (Antara Kalbar) - President & General Manager Total E&P
Indonesie (TEPI) Arividya Novianto mengatakan pihaknya akan mengebor
enam sumur di Blok Mahakam, Kalimantan Timur mulai Maret 2017.
"Maret (mulai mengebor). Enam sumur oleh kita, setelah itu 19 sumur
oleh Pertamina," kata Novi, sapaan akrabnya, yang ditemui di Kantor
Kemenko Kemaritiman Jakarta, Rabu.
Ia datang ke Kemenko
Kemaritiman bersama President & GM TEPI sebelumnya, Hardy Pramono,
menemui Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan.
Namun,
Novi mengaku pertemuan tersebut hanya membahas perkembangan proses
transisi alih kelola Blok Mahakam dari kontraktor asal Prancis itu
kepada PT Pertamina (Persero).
"Kami mau 'update' saja soal
transisi dengan Pertamina, kami mau 'drilling' (lakukan pengeboran) dan
sebagainya," jelasnya singkat.
Saat ditanyai terkait tawaran
hak pengelolaan maksimal 30 persen bersama Inpex Corporation, Novi
mengaku hal itu belum diputuskan.
Pasalnya, perusahaan masih fokus agar proses transisi alih kelola Blok Mahakam berjalan lancar.
Saat ini, TEPI selaku operator Blok Mahakam memiliki 50 persen hak
partisipasi dan 50 persen lainnya dikuasai Inpex Corporation Ltd.
"Belum (dibahas). Prioritas kami transisi berjalan lancar, baru
kita masuk ke diskusi tersebut. Karena transisi ini lebih penting,
supaya produksi Mahakam tidak anjlok," ujarnya.
TEPI akan mengakhiri kontraknya pada 31 Desember 2017, setelah hampir 50 tahun mengoperasikan Blok Mahakam.
PT Pertamina Hulu Mahakam telah ditunjuk pemerintah sebagai operator baru per 1 Januari 2018.
Untuk proses transisi, TEPI telah membentuk unit khusus pada Desember 2015 bernama Transition Mahakam Operatorship (TMO).
Prioritas utama TEPI pada 2017 adalah menahan penurunan produksi
dan memastikan proses transfer operator Blok Mahakam ke PT Pertamina
(Persero) dapat berlangsung mulus.
Perusahaan itu
menargetkan produksi gas 2017 mencapai 1.430 juta kaki kubik per hari
(MMSCFD). Ada pun untuk produksi minyak mentah dan kondensat
direncanakan sebesar 53.000 barel per hari.
Namun, secara
investasi, nilainya diakui memang lebih rendah dibandingkan 2016 karena
situasi harga minyak dunia dan kontrak Blok Mahakam yang menjelang
berakhir.
Total Bor Enam Sumur Blok Mahakam Maret
Rabu, 1 Februari 2017 14:47 WIB