"Untuk tahun 2018, rencana kami akan berfocus di Sintang terutama berkenaan dengan peningkatan kualitas hidup dari pada petani sawit mandiri," kata Hasby.
Selain itu juga tambahnya akan di diskusikan hal lain seperti terkait dengan pengurangan emisi, konservasi kawasan hutan dan lainnya bersama pemerintah daerah.
Sementara itu, Bupati Sintang Jarot Winarno mengatakan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 59 tahun 2017 tentang tujuan dan pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan di dalamnya di atur partisipasi dari civil society organization termasuk solidaridad.
Untuk itu Perpres tersebut sebagai payung utama mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.
"Keberadaan solidaridad ini penting terutama konsep mereka terkait peningkatan produktivitas petani sawit mandiri, mereka sudah ngomong dengan saya seperti pendampingan pada seribu petani sawit mandiri tahun depan seribu lagi, tapi barangkali juga bisa kolaborasi dengan CSO yang lainlah," kata Jarot.
Jarot menjelaskan dalam meningkatkan produktivitas petani mandiri itu tujuannya adalah agar petani mandiri tidak punya keinginan untuk ekspansi lahan-lahannya kemudian masuk ke lahan-lahan yang non kawasan hutan.
Selain itu juga, lanjut Jarot, bahwa program yang di buat solidariad ini harus selaras dengan tujuan pembangunan yang berkelanjutan dan Sintang yang lestari karena Sintang termasuk dalam 8 kabupaten yang menyusun rencana aksi daerah yang di sebut dengan kabupaten lestari.
"Ketika kita menyusun rencana aksi, kita telah berkomitmen bahwa di Sintang ini seluruh aspek pembangunan harus kita bikin seimbang antara pembangunan ekonomi, pembangunan sosial dan menjaga kelestarian lingkungan," jelas Jarot.