Sintang (Antaranews Kalbar) - Bupati Sintang Jarot Winarno mengatakan pada tahun 2016-2017, Sintang bersama Ketapang dan Kapuas Hulu, termasuk tiga kabupaten penyumbang hotspot terbesar di Kalimantan Barat.
"Makanya kita waspada kebakaran hutan dan lahan," kata Jarot.
Dikatakan Jarot, sekarang saja sudah mulai muncul beberapa titik hotspot di Kalbar. Namun untuk Kabupaten Sintang belum ditemukan karena tertolong dengan curah hujan yang masih tinggi. "Tapi kita tetap waspada," tegasnya lagi.
Jarot baru saja menghadiri rakor pencegahan dan penanggulangan karhutla di aula kodam XII/Tanjungpura Pontianak, Senin.
Pekan lalu para pimpinan daerah juga sudah mendapatkan pengarahan dari Presiden di Istana. Kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap bahaya karhutla ini, juga ditindaklanjuti dengan koordinasi antar elemen terkait.
"Kita juga akan segera mengantisipasi terjadinya karhutla. Terutama dengan rapat koordinasi bersama beberapa unsur pemangku kepentingan, di situ juga harus kita libatkan perusahaan yang mempunyai kewajiban membina desa siaga api di desa-desa binaannya," kata Jarot.
Kemudian pihaknya juga berkoordinasi dengan tingkat kecamatan sampai ke desa. "Kita membuat rencana aksi untuk karhutla ini," ujarnya.
Menurut Bupati Sintang, ada beberapa poin yang akan lebih diperhatikan. Pertama bagaimana mengubah pola pikir dari masyarakat yang kearifan lokalnya, sudah secara turun temurun membakar ladang. Kedua cara buka lahan tanpa bakar.
"Pada saat penanggulangan hotspot, protapnya sudah jelas, sejak tahun 2015, 2016, 2017 tidak ada masalah," ungkap Jarot.
Kemudian yang sulit adalah bagaimana mencegahnya, dimana salah satu upaya mencegah dengan mengubah pola pikir masyarakat supaya tidak membakar lahan ketika membuka lahan.
"Hal kedua ini, sosialisasinya masih belum gencar. Kemudian ada persoalan imbauan yang tidak ditunjang dengan sarana dan prasarana memadai. Mereka mau tidak bakar, tapi dari pemerintah harus menyediakan alternatifnya. Sarana dan prasarana, seperti pupuk dan sebagainya," katanya.
Sintang waspada kebakaran hutan dan lahan
Senin, 19 Februari 2018 16:48 WIB