"Untuk tahun ini, ada dua reflika naga yang panjang, yakni satu dari Pontianak sepanjang 118 meter, dan satu lagi dari Sungai Pinyuh dengan nama 'naga langit' yang akan memeriahkan puncak Perayaan Cap Go Meh di Pontianak," katanya.
Ia menambahkan, antusias warga Tionghoa yang menurunkan naga untuk dimainkan pada Perayaan Cap Go Meh mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, yang biasanya hanya diikuti oleh belasan reflika naga saja.
"Seperti tahun-tahun sebelumnya, rute pawai naga tahun 2018, yakni dipusatkan di sepanjang Jalan Gajahmada, kemudian Tanjungpura dan berakhir di Jalan Diponegoro, kemudian malam harinya kembali dimeriahkan dengan naga bersinar atau naga yang dihiasi oleh lampu," katanya.
Sugioto menambahkan, ritual naga buka mata dimaksudkan agar naga memberikan keajaiban untuk mengundang naga turun dari kayangan untuk memberikan berkah, dalam membantu masyarakat Kalbar, terhindar dari malapetaka, sehingga diberikan keselamatan dan kebaikan di dunia.
Menurut kepercayaan warga Tionghoa ritual buka mata berawal dari cerita dahulu kala di kalangan masyarakat Tionghoa bahwa ada naga yang pernah berkelahi dengan seorang manusia dan terkena panah di bagian mata. Beruntung ada biksu yang mengobati dengan berbagai mantra sehingga mata naga dapat sembuh kembali.
Kemudian, setiap naga yang melakukan ritual buka mata, pada hari ke-16 Imlek harus dibakar agar tidak membahayakan keselamatan para pemain naga tersebut, katanya.
Kemudian bagi replika naga yang telah menjalani ritual naga buka mata, pada hari ke-16 Imlek, atau pada Sabtu (3/3) mendatang, juga harus menjalani ritual naga tutup mata di Kelenteng Kwan Tie Bio, kemudian dilanjutkan kembali dengan menjalani ritual bakar naga di Kompleks Pemakaman YBS, Sungai Raya kilometer delapan, Kabupaten Kubu Raya. "Untuk tahun ini, ada dua reflika naga yang panjang, yakni satu dari Pontianak sepanjang 118 meter, dan satu lagi dari Sungai Pinyuh dengan nama 'naga langit' yang akan memeriahkan puncak Perayaan Cap Go Meh di Pontianak," katanya.
Baca juga: Ritual "Naga Buka Mata" Awali Perayaan CGM Pontianak
Ia menambahkan, antusias warga Tionghoa yang menurunkan naga untuk dimainkan pada Perayaan Cap Go Meh mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, yang biasanya hanya diikuti oleh belasan reflika naga saja.
"Seperti tahun-tahun sebelumnya, rute pawai naga tahun 2018, yakni dipusatkan di sepanjang Jalan Gajahmada, kemudian Tanjungpura dan berakhir di Jalan Diponegoro, kemudian malam harinya kembali dimeriahkan dengan naga bersinar atau naga yang dihiasi oleh lampu," katanya.
Sugioto menambahkan, ritual naga buka mata dimaksudkan agar naga memberikan keajaiban untuk mengundang naga turun dari kayangan untuk memberikan berkah, dalam membantu masyarakat Kalbar, terhindar dari malapetaka, sehingga diberikan keselamatan dan kebaikan di dunia.
Menurut kepercayaan warga Tionghoa ritual buka mata berawal dari cerita dahulu kala di kalangan masyarakat Tionghoa bahwa ada naga yang pernah berkelahi dengan seorang manusia dan terkena panah di bagian mata. Beruntung ada biksu yang mengobati dengan berbagai mantra sehingga mata naga dapat sembuh kembali.
Kemudian, setiap naga yang melakukan ritual buka mata, pada hari ke-16 Imlek harus dibakar agar tidak membahayakan keselamatan para pemain naga tersebut, katanya.
Kemudian bagi replika naga yang telah menjalani ritual naga buka mata, pada hari ke-16 Imlek, atau pada Sabtu (3/3) mendatang, juga harus menjalani ritual naga tutup mata di Kelenteng Kwan Tie Bio, kemudian dilanjutkan kembali dengan menjalani ritual bakar naga di Kompleks Pemakaman YBS, Sungai Raya kilometer delapan, Kabupaten Kubu Raya.