Beirut (Antaranews Kalbar) - Menteri Luar Negeri Lebanon Jebran Bassil telah mengecam dugaan rencana AS untuk "memukimkan kembali" pengungsi Palestina di negara Arab tetangga Palestina, demikian laporan harian Lebanon, Al-Joumhouria, pada Kamis (13/9).
Pernyataan Bassil dikeluarkan sebagai jawaban atas satu tweet dua hari sebelumnya oleh Menteri Intelijen Israel Yisrael Katz, yang mengatakan "negara Arab menyambut baik" rencana yang diduga disampaikan Presiden AS Donald Trump untuk "memukimkan kembali" pengungsi Palestina di Jordania, Suriah, Lebanon dan Irak.
Di dalam tweetnya, Katz tidak memberikan perincian lain mengenai usul yang diduga disampaikan AS tersebut.
Baca juga: 20.000 Pengungsi Palestina Terancam Kelaparan
Ketika berbicara dengan Al-Joumhouriya pada Kamis, Bassil --sebagaimana dikutip Anadolu, yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat pagi-- menekankan penolakan negaranya terhadap rencana semacam itu.
"Sekalipun seluruh dunia menerima pemukiman kembali (pengungsi Palestina), kami akan menolaknya," kata Bassil sebagaimana dikutip.
"Seperti kami mengalahkan Israel dengan mengusir penguasa pendudukan (dari Lebanon Selatan pada 2000), kami akan mengalahkan proyek pemukiman kembalinya," demikian penegasan menteri luar negeri tersebut.
Baca juga: Film Pengungsi Palestina Menangkan Kompetisi Dokumenter Yamagata
"Hak untuk pulang sangat suci," tambah Bassil. Ia merujuk kepada hak pengungsi Palestina untuk pulang ke rumah mereka di Palestina, yang bersejarah, tempat mereka terusir pada 1948 untuk memberi jalan bagi negara baru Israel.
Lebanon saat ini menampung sebanyak 590.000 pengungsi Palestina, dari sebanyak lima juta pengungsi di seluruh dunia, demikian data resmi Lebanon.