Putussibau, Kalbar (ANTARA) -
Desa Suka Maju, Kecamatan Mentebah, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, yang kini sudah memproduksi tepung tapioka yang diberi merk Siluk Berantai, menghasilkan produksi lima ton dalam seminggu.
Saat ini kata Kades Suka Maju, Sabri, tepung tapioka tersebut dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Kecamatan Mentebah.
Baca juga: Tepung Tapioka standar nasional asal pehuluan Kalbar
"Jadi tepung tapioka itu banyak dibeli oleh masyarakat yang punya usaha juga membuat kerupuk basah yang merupakan makanan khas Kapuas Hulu," jelas dia. Untuk harga bahan mentah yaitu ubi kayu dari petani sebesar Rp800 - Rp1.000/kg, sedangkan untuk tapioka harga di desa Suka Maju sebesar Rp8 ribu - Rp11 ribu.
Disampaikan Sabri, penduduk Desa Suka Maju sebanyak 2.339 jiwa dan masyarakat sangat antusias mengembangkan home industri itu. "Untuk sementara ini produksi tepung tapioka kita untuk kebutuhan lokal Kapuas Hulu terutama untuk pengelolaan ikan air tawar untuk dijadikan kerupuk kering dan kerupuk basah makanan khas Kapuas Hulu," ucap Sabri.
Camat Mentebah, Riduan yang saat itu mewakili masyarakat menyampaikan masyarakat di Desa Suka Maju sangat mengharapkan adanya pabrik pengolahan ubi kayu menjadi tepung tapioka.
"Setiap kali rapat dan bertemu masyarakat, mereka sangat menginginkan pabrik tepung tapioka," kata Riduan.
Selain itu, kata Riduan masyarakat juga meminta pemerintah agar membangun jalan yang saat ini masih jalan berbatu untuk diaspal serta pembangunan jaringan telekomunikasi.
Karena menurut dia, untuk menjadi desa mandiri dengan potensi yang dimiliki Desa Suka Maju, mau tidak mau kebutuhan masyarakat harus juga diperhatikan oleh pemerintah.
"Saya rasa jalan dan jaringan telekomunikasi salah satu sarana pendukung untuk pengembangan produksi tepung tapioka menuju desa berkembang ke mandiri," pinta Riduan.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kapuas Hulu, Abdurrasyid mengatakan Desa Suka Maju memang memiliki potensi besar untuk pengembangan tanaman ubi kayu yang kemudian diolah menjadi tepung.
Menurut Abdurrasyid, bantuan tanaman ubi kayu pada tahun 2017 seluas 100 hektare tersebar di tiga lokasi yaitu Desa Sayut Kecamatan Putussibau Selatan seluas 20 hektare, Desa Kepala Gurung Kecamatan Mentebah seluas 10 hektare dan Desa Suka Maju 70 hektare.
"Untuk di Suka Maju dari 70 hektare baru empat hektare yang sudah panen dengan hasil tepung tapioka sekitar enam ton," jelas Abdurrasyid.
Ia mengatakan dalam pengembangan potensi tepung tapioka itu pemerintah telah membantu mesin pengolahan ubi kayu menjadi tepung tapioka dan tepung mokaf.
Kami, kata Abdurrasyid, akan terus memberikan pembianaan dan pendampingan kepada kelompok tani, dan kami terus mendorong pengembangan potensi produk unggulan di masyarakat tentunya dengan pola pemberdayaan bagi masyarakat di desa.
Tepung Tapioka Siluk Berantai masih untuk kebutuhan lokal
Senin, 25 Maret 2019 10:10 WIB