"Efisien dan produktif tidak cukup untuk menang dalam kompetisi, namun harus ada inovasi, kreativitas dan jiwa entrepreneurship. Untuk itu, diera destruksi teknologi ini, sudah selayaknya pemuda katolik harus mengembangkan entrepreneurship, inovasi dan kreativitas dalam tantangan destruksi teknologi," pesan Jarot saat menghadiri acara pelantikan pengurus Pemuda Katolik Komisariat Cabang Sintang periode 2019-2022.
Lanjutnya, perlu transformasi pendidikan yang mengarah kepada pendidikan karakter. Karenanya, melalui momentum pelantikan ini Jarot berharap akan terbentuk kader-kader pemuda katolik yang berkarakter melalui pembinaan atau kaderisasi anggota. Terlebih organisasi kepemudaan katolik ini merupakan organisasi besar.
Baca juga: Bupati Sintang ajak pemuda peduli lingkungan
"Pembinaan karakter mainstreamnya tidak saja di bangku pendidikan, tidak saja di birokrasi dan legislasi. Tapi kita punya mainstream baru dimana pemuda katolik adalah organisasi kader, konsolidasi dan kaderisasi yang kalian lakukan adalah pemuda-pemuda katolik yang cerdas tapi berkarakter," kata Jarot.
Kemudian Jarot mengatakan bonus demografi dimana 64% penduduk usia produktif dari 15 - 64 tahun, sisa nya 36% yang usia tidak produktif.
"Artinya yang produktif jauh lebih banyak untuk menanggung yang tidak produktif," kata Jarot.
Baca juga: Bupati Sintang Ajak Pemuda Katolik Bangun Daerah
Sementara Ketua Pemuda Katolik Komisariat Cabang Sintang periode 2019-2022 Petrus Nokan Lonayan menyampaikan ucapan terima kasih karena telah diberikan amanah atau kepercayaan untuk memimpin organisasi kepemudaan katolik ini. Untuk itulah dirinya memohon dukungan dari semua anggota, karena menurutnya suatu organisasi tidak akan berkembang jika hanya mengandalkan ketuanya saja.
"Ke depan dengan kepengurusan yang baru, pemuda katolik ini akan sangat bermanfaat bagi semua orang dan tidak hanya bagi umat katolik itu sendiri," ujar Petrus.
Lanjut Petrus bahwa pemuda katolik harus bersinergi dengan pemerintah daerah, ormas-ormas lain dan menurutnya hal itu tidaklah sulit jika ada kebersamaan di dalamnya. Terlebih memang kondisi kehidupan sosial itu terkadang berubah tiba-tiba.
"Nah, kepengurusan pemuda katolik yang baru, harus bekerja sama dengan semua pihak, harus mampu menimalisir jika terjadi sesuatu yang menggangu di kehidupan sosial masyarakat" harap Petrus.
Baca juga: Pemuda Katolik diminta ikut berperan selesaikan persoalan bangsa
Baca juga: Pemuda Katolik ajak masyarakat bersatu pascapenetapan MK
Baca juga: Pemuda Katolik Siap Tingkatkan SDM Anggota Melalui Rakernas 2019