Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan pemerintah sudah membangun jalan tol sepanjang 1.900 kilometer dalam tujuh tahun terakhir, terhitung sejak akhir 2014.
Menurut Presiden Jokowi, dalam penandatanganan perjanjian induk Indonesia Investment Authority (INA) di Jakarta, Kamis, panjang jalan tol yang dibangun sejak 2014 telah meningkat signifikan, dibandingkan pembangunan jalan tol di Indonesia selama 40 tahun terakhir sebelum 2014, yang sepanjang 780 kilometer (km).
“Pak Menteri PUPR (Basuki Hadimuljono) sudah berapa kilometer yang dibangun dalam 7 tahun terakhir ini, 1.900 km. Yang sebelumnya 40 tahun 780 kilometer,” kata Presiden Jokowi.
Berkaca dari pengalaman Indonesia membangun jalan tol, kata Presiden, terdapat masalah yang selalu muncul yakni ketersediaan sumber pembiayaan.
Menurut Presiden Jokowi, banyak pembangunan jalan tol pada waktu sebelumnya yang tidak melibatkan sumber-sumber alternatif pembiayaan dan hanya bergantung pada APBN, atau pada BUMN.
“Atau diserahkan pada swasta, yang juga pada sekian tahun tidak berjalan dengan baik,” ujar Presiden Jokowi.
Baca juga: Pemerintah akan bangun jalan tol Pontianak - Kijing - Sambas
Hal tersebut pula yang menjadi alasan pemerintah membentuk sebuah lembaga pengelola dana abadi atau Sovereign Wealth Fund bernama Indonesia Investment Authority (INA) atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI).
Presiden menyampaikan biaya untuk membangun jalan tol memang tinggi, sehingga memerlukan alternatif pembiayaan agar tidak bergantung pada APBN dan anggaran BUMN. Untuk mencari skema alternatif pembiayaan, pemerintah juga perlu memasang nilai keekonomian dengan Internal Rate of Return (IRR) yang mumpuni.
“Membayangkan jalan Tol Trans Sumatera dari Lampung sampai ke Aceh 2.900 km. Kalau hitung-hitung per km Rp90-110 miliar per km, kebutuhan anggarannya berapa? gede sekali,” ujar Presiden Jokowi.
Meskipun membutuhkan anggaran besar, Kepala Negara menekankan proyek infrastruktur memiliki manfaat yang tinggi untuk meningkatkan daya saing produk domestik, serta memberikan efek ekonomi berlipat bagi sektor-sektor lain perekonomian.
"Betapa pentingnya yang namanya infrastruktur, daya saing kita, produk-produk yang diproduksi di negara kita akan sulit berkompetisi dengan negara lain, apabila infrastruktur kita tidak baik," kata Presiden Jokowi.
Pada Kamis (14/4) INA meneken perjanjian skema pembiayaan alternatif sebesar Rp39 triliun dengan PT Hutama Karya Persero Tbk dan PT Waskita Karya Persero Tbk serta PT Waskita Toll Road.
Dengan perjanjian tersebut, INA akan berinvestasi pada beberapa ruas di Tol Trans Sumatera dan Trans Jawa yang telah dibangun oleh Hutama Karya dan Waskita Karya.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan perjanjian induk pada Kamis ini untuk investasi INA di tiga ruas Tol Trans Sumatera yakni ruas Medan-Binjai sepanjang 17 km, ruas Bakauheni-Terbanggi sepanjang 141 km, dan Terbanggi-Pematang-Kayu Agung sepanjang 189 km. Kemudian investasi INA juga untuk dua ruas tol Trans Jawa yakni Kanci-Pejagan dan Pejagan-Pemalang.
“Ini adalah jangka panjang dan aman. Pada saat yang sama ini memberikan dana segar baru dengan Waskita dan Hutama Karya untuk lanjutkan pembangunan Trans Sumatera untuk enam ruas sepanjang 531 km dengan target 24 ruas sepanjang 2.800 km,” kata Sri Mulyani.
Baca juga: Jalan nasional Putussibau-Kalis akan dibangun menyerupai jalan tol layang
Baca juga: Realisasi pembangunan infrastruktur Kapuas Hulu sudah 97,26 persen