Jakarta (ANTARA) - Praktisi dan Pengamat Kesehatan, dr. Muhammad Fajri Addai berharap para dokter di Indonesia selalu memperbarui keilmuan, kemampuan serta melek teknologi untuk menjawab tantangan di masa kini.
"Selalu update keilmuan dan kemampuan sehingga tidak kalah dengan perkembangan jaman. Karena pasien sekarang bisa jauh lebih pintar dari dokternya, karena dia udah baca duluan dari berbagai sumber dan literatur," ujar dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada itu saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin.
dr. Fajri mengatakan, di era serba digital banyak perkembangan dunia kesehatan yang berhubungan dengan teknologi. Teknologi masa kini pun dinilai cukup membantu para dokter untuk mendeteksi adanya penyakit tertentu.
Misalnya, salah satu jam pintar disebut mampu mendeteksi adanya gangguan jantung AF (Atrial Fibrillation), yang merupakan gangguan kelainan irama jantung yang terjadi ketika serambi (atrium) jantung berdenyut dengan tidak beraturan dan cenderung cepat.
Baca juga: 458 dokter wafat akibat COVID-19 di Indonesia
Menurut dr. Fajri, para dokter di Indonesia bisa berkontribusi pada penelitian lebih lanjut atau menjadi inisiator pada perkembangan teknologi kesehatan.
"Banyak terobosan-terobosan di bidang kedokteran. Para dokter juga diharapkan melek dengan update tersebut, kalau perlu ada kesempatan ikut meneliti, memvalidasi agar tidak ketinggalan, agar kita tidak jadi konsumen aja di negeri sendiri, kalau perlu jadi inisiator," katanya.
Era keterbukaan informasi membuat dokter di seluruh Indonesia memiliki tantangan yang lebih besar. Salah satunya adalah untuk selalu mengikuti isu terkini dari dunia kedokteran seperti COVID-19 ataupun masalah gagal ginjal
Para dokter pun diharapkan dapat menyebarkan informasi yang jelas, akurat dan mudah dimengerti oleh masyarakat.
"Dokter juga diminta untuk paham isu juga dan tantangannya sekarang adalah harus mampu mengkomunikasikan kepada masyarakat," kata dr. Fajri.
Bertepatan dengan Hari Dokter Nasional yang jatuh pada 24 Oktober, para dokter di Indonesia bisa tetap independen dalam hal kemanusiaan.
"Kita sebagai para dokter motonya adalah bagaimana dokter bisa memanusiakan manusia. Insya Allah dokter di Indonesia masih seperti itu," ujarnya.
Baca juga: Penggunaan GeNose di Piala Menpora, IDI tolak komentar sebelum ada bukti ilmiah
Dokter Indonesia diharapkan melek teknologi - "update" isu terkini
Senin, 24 Oktober 2022 15:00 WIB