Pontianak (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kalimantan Barat mendorong pemerintah kabupaten dan kota untuk melakukan percepatan dalam penyerapan anggaran guna penurunan angka stunting atau kekerdilan.
"Kepada Pemkab Bengkayang kita dorong terus untuk cepat dilakukan kegiatan dan penyerapan anggaran karena sisa anggaran yang ada akan menjadi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA). Sehingga akan mengurangi kucuran anggaran yang akan diberikan pada tahun berikutnya," ujar Plt Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalbar, Muslimat di Pontianak, Kamis.
Ia menyebutkan Kabupaten Bengkayang mendapatkan Bantuan Operasional Keluarga Berencana (BOKP) yang diluncurkan oleh BKKBN 2022 sebesar Rp6,6 miliar sebagai upaya untuk percepatan penurunan angka stunting di Bengkayang. Dari BOKB yang diberikan untuk Bengkayang tersebut baik untuk fisik maupun non fisik yang baru diserap untuk fisik sebesar 10,6 persen dan non fisik 15,67 persen.
"Kita berharap hingga akhir November 2022 nanti penyerapan anggaran 90 persen," harap dia.
Ia memaparkan hingga saat ini angka prevalensi stunting Kabupaten Bengkayang pada 2021 sebesar 26,8 persen.
"Meskipun di bawah angka prevalensi stunting provinsi, kita masih harus terus berupaya untuk menurunkannya," ucapnya.
Sementara itu, sebelumnya Bupati Darwis sempat menyesalkan OPD yang sangat lamban dalam penyerapan anggaran yang diberikan BKKBN kepada pemerintah daerah tersebut.
Rendahkan penyerapan anggaran untuk penanganan penurunan stunting di Bengkayang ini menjadi pertanyaan bagi Darwis. Ia meminta agar pejabat tidak perlu takut menggunakan anggaran selagi sesuai dengan aturan yang berlaku.
"Dari sekian miliar yang diberikan pusat, baru segitu yang diserap salahnya dimana takut atau bagaimana. Jangan takut asal aturannya benar, kalau takut jangan jadi pejabat," tegas Darwis.
Ia menyampaikan, Bengkayang memiliki target penurunan stunting menjadi 18,99 persen. Target tersebut yang setidaknya harus dikejar dalam mendukung pencapaian penurunan stunting di Kalbar, sehingga berbagai upaya harus terus dimaksimalkan dalam mencapai target tersebut.
"Saat ini kasus stunting di Kabupaten Bengkayang cukup tinggi yakni 26,8 persen hal ini perlu kerja keras dari semua pihak bukan hanya tugas dari dinas kesehatan. Kita punya target 2023 kasus stunting di Kabupaten Bengkayang menjadi 18 persen, dan di tahun 2024 minimal menjadi 15 persen, jika semua tidak kompak maka target ini tidak mungkin tercapai," jelas dia.