Pontianak (Antara Kalbar) - Cargill, induk perusahaan perkebunan PT Harapan Sawit Lestari dan Poliplant Group di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, menegaskan komitmennya dalam mencapai rantai pasokan minyak kelapa sawit yang sepenuhnya transparan dan dapat ditelusuri serta berkelanjutan pada tahun 2020.
Pada pekan lalu, Cargill merilis rangkuman kemajuan dan pembelajaran utama tahun 2015 serta menguraikan rencana aksi untuk tahun 2016.
Berdasarkan laporan tersebut, pada tahun 2015, Cargill fokus pada ketertelusuran penuh hingga tingkat pabrik, dan dalam kuartal keempat, 98 persen inti sawit dan 96 persen kelapa sawit yang didapat perusahaan dapat ditelusuri kembali hingga tingkat pabrik.
Tahun ini, Cargill akan berusaha untuk mencapai ketertelusuran penuh hingga tingkat pabrik bagi seluruh produk kelapa sawit yang mereka pasarkan.
Dijelaskan pula, ketertelusuran hanyalah satu bagian dari rencana implementasi minyak kelapa sawit berkelanjutan milik Cargill. Rencana implementasi tersebut mencakup pelibatan pemasok, program-program petani plasma, perkebunan berkelanjutan, serta kemitraan dan kolaborasi.
Demi mencapai rencana implementasi tersebut, Cargill bermaksud untuk mencapai transformasi rantai pasokan pada tahun 2016 dengan memperdalam hubungannya dengan para petani plasma dan pemasok pihak ketiga demi menerapkan kebijakan dan praktik-praktik terbaik Cargill terkait minyak kelapa sawit berkelanjutan.
Bersamaan dengan penerapan Pendekatan Stok Karbon Tinggi (HCS Approach) di perkebunan PT Hindoli milik Cargill di Sumatera Selatan, Indonesia, pada tahun ini perusahaan juga akan merintis metodologi HCS+ baru dengan menjalankannya secara berdampingan dalam suatu konsesi dengan HCS Approach untuk mengevaluasi perbedaan-perbedaan antara kedua metodologi tersebut, serta menggali wawasan-wawasan berharga dan berkontribusi terhadap dialog yang tengah berlangsung mengenai praktik-praktik terbaik pendekatan tersebut.
"Salah satu pencapaian Cargill terbesar dalam dua tahun terakhir ini adalah kesuksesannya dalam melakukan pemetaan hingga tingkat pabrik terhadap rantai-rantai pasokan minyak kelapa sawit mereka yang diperdagangkan oleh pihak ketiga," ujar John Van't Slot dari TFT (The Forest Trust).
"Mencapai 97 persen ketertelusuran dari gabungan seluruh pabrik terhadap pembelian-pembelian produk Cargill dari negara pembeli di akhir tahun 2015 memerlukan pelibatan dan kerja sama yang besar dengan para pemasok besar dan kecil. Langkah selanjutnya adalah memanfaatkan transparansi tingkat tinggi ini dalam rantai pasokan pihak ketiga mereka untuk fokus terhadap usaha transformasi, mengembangkan praktik-praktik terbaik di antara para pemasok hingga kilang-kilang mereka sehubungan dengan tantangan-tantangan manajemen lingkungan dan sosial yang penting," katanya.
Cargill Umumkan Rencana Aksi 2016
Kamis, 10 Maret 2016 14:04 WIB