Pontianak  (ANTARA Kalbar) - Budidaya jeruk siam atau yang lebih dikenal jeruk Tebas/Sambas ibarat memelihara "anak kecil", yang membutuhkan keuletan dan biaya yang cukup besar hingga menghasilkan buah yang berkualitas bagus.

"Menanam jeruk tidak seperti berkebun buah lainnya, seperti mangga, durian, langsat dan lainnya yang tidak memerlukan perawatan lebih," kata Jailani (48) petani jeruk asal Desa Sempalai Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas, saat dihubungi di Sempalai, Minggu.

Ia menjelaskan, mulai dari meninggikan tanah atau "terumbu" agar pohon jeruk yang ditanam tidak mudah tergenang air ketika musim hujan, memberi pupuk secara rutin, memangkas pohon, serta memotong pohon yang dinilai tidak menghasilkan buah (dahan air).

Sementara hasil panen pohon jeruk dua kali setahun paling rata-rata Rp100 ribu/pohon. "Kalau dipotong biaya perawatan dan ditambah ongkos panen paling untungnya sekitar Rp20 ribu/pohon," ujarnya.

"Biasanya baru untung besar ketika harga jeruk melambung tinggi sehingga tidak sedikit dari kami yang langsung membeli kendaraan roda dua setelah panen," kata Jailani yang menanam sekitar seribu batang pohon jeruk.

Untuk harga normal seperti sekarang, dengan jumlah pohon sekitar seribu batang, dalam setahun dia bisa mengantongi uang sekitar Rp20 juta, kalau harganya lebih tinggi lagi bisa dua kali lipat, katanya.

Hal senada juga diakui oleh, Darman (37) salah seorang petani jeruk di Kecamatan Tebas. "Meskipun keuntungan dari bertanam jeruk terbilang kecil, tetapi saya tetap menanam jeruk sebagai penghasilan tambahan," kata ayah dua anak tersebut.

Varietas jeruk siam Tebas/Sambas mempunyai ciri-ciri, yakni bulat, rasa buah manis sedikit asam, warna kulit hijau kekuningan, warna daging buah kuning, pertumbuhan tanaman rimbun dan pada usia optimal (+ 15 tahun) mencapai tinggi 4,5 meter dan mampu berproduksi mencapai 40 kg/pohon/tahun.

Keunggulan yang ada pada jeruk itu adalah rasa buah manis yang sedikit asam dan kulit lebih tebal daripada jeruk siam yang lain. Produktivitas yang tinggi dengan rata-rata 12 ton per hektare serta dapat tumbuh di dataran rendah, sesuai dengan topografi Kabupaten Sambas.

(A057)

Pewarta:

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012