Bogor (ANTARA Kalbar) - Seorang bayi pertama pasangan suami istri Indonesia-Palestina, yakni Abdillah Onim, relawan Organisasi relawan kesehatan "Medical Emergency Rescue Committee" (MER-C) Indonesia dan Rajaa Al Hirthani, seorang Muslimah Gaza, lahir di wilayah yang masih diblokade Israel itu.
"Pasangan itu baru saja dikaruniai anak pertama yang lahir pada Kamis (3/5), sekitar pukul 11.50 waktu Gaza di Rumah Sakit Asy-Syifa, Gaza City, Jalur Gaza, Palestina," kata Ketua Presidium MER-C Indonesia dr Sarbini Abdul Murad saat menghubungi ANTARA di Bogor, Rabu.
Ia menjelaskan, bayi perempuan mungil dengan wajah kemerah-merahan itupun diberi nama Marwah Filindo.
"Dan menjadi bayi pertama keturunan Indonesia-Palestina yang lahir di Gaza," katanya menegaskan.
Sarbini Abdul Murad menjelaskan, semua yang hadir menemani proses kelahirannya, khususnya Abdillah Onim, sang ayah berkali-kali mengucap syukur karena anak pertamanya lahir dengan selamat di "Bumi Syam: yang diberkahi, Palestina.
Dikemukakannya bahwa selain bangunan RS Indonesia yang akan menjadi bukti silaturahim jangka panjang antara rakyat Indonesia dan Palestina, kelahiran Marwah Filindo juga akan menjadi satu bukti ikatan, hubungan darah yang kuat antara dua negara, Indonesia dan Palestina.
Ia menjelaskan, Abdillah Onim adalah seorang relawan MER-C Indonesia yang bertugas di Gaza sejak Juli 2010.
Kepergian Abdillah ke Gaza beserta sejumlah relawan MER-C lainnya adalah untuk mengawal proses pembangunan RS Indonesia, amanah dari rakyat Indonesia untuk Palestina.
Ketika tengah menunaikan tugas sebagai relawan di Gaza, pada awal Februari 2011, Abdillah menemui jodohnya seorang Muslimah Gaza, Rajaa Al-Hirthani. Mereka resmi menikah pada 17 Februari 2011.
Pernikahan ini merupakan pernikahan pertama antara warga negara Indonesia dan warga negara Palestina di Gaza.
Saat itu, para relawan, relasi dan sejumlah pejabat pemerintahan setempat turut hadir dalam momentum pernikahan bersejarah ini.
Ia menjelaskan, pada usia pernikahan kurang dari dua bulan, Rajaa sempat hamil, namun mengalami keguguran.
Namun, tidak berapa lama kemudian Rajaa hamil lagi dan akhirnya kehamilan ini bisa bertahan hingga lahirlah Marwah Filindo di tengah-tengah kondisi Jalur Gaza yang masih memprihatinkan.
Blokade
Menurut Sarbini, blokade zionis Israel terhadap Jalur Gaza yang masih terus berlangsung mengakibatkan terjadinya kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) yang sudah berlangsung sejak lima bulan lalu sampai dengan sekarang.
Kondisi itu, katanya, diperparah lagi dengan pemadaman listrik yang tidak menentu.
Hal inilah yang turut dirasakan Abdillah dan para relawan MER-C Indonesia di Gaza yang rata-rata sudah setahun lebih tinggal dan bertugas di Gaza.
Mereka turut merasakan langsung bagaimana kondisi dan penderitaan rakyat Gaza.
"Kelahiran anak pertama tentu diselimuti rasa was-was dan kekhawatiran," kata Abdillah.
"Apalagi saya pribadi sebagai orang asing yang hidup di negara orang harus ekstra hati-hati dan pintar-pintar beradaptasi dengan kebiasaan dan budaya setempat. Terlebih lagi seperti yang kita ketahui bersama bahwa wilayah yang saya diami saat ini, yaitu Jalur Gaza, masih diblokade oleh zionis Isarel," tambah pemuda kelahiran Galela, Maluku Utara ini.
Abdillah yang saat ini diamanahi sebagai Ketua MER-C Cabang Gaza juga mengungkapkan bahwa proses kehamilan sampai kelahiran putrinya, Marwah Filindo mengiringi proses pembangunan RS Indonesia di Jalur Gaza.
Ia menambahkan, awal kehamilan istrinya Rajaa Al-Hirthani bertepatan dengan dimulainya pembangunan RS Indonesia, dan kini kelahiran putrinya Marwah Filindo bertepatan juga dengan selesainya 100 pembangunan tahap I untuk struktur RS Indonesia.
"Syukur Alhamdulillah," katanya.
(A035)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
"Pasangan itu baru saja dikaruniai anak pertama yang lahir pada Kamis (3/5), sekitar pukul 11.50 waktu Gaza di Rumah Sakit Asy-Syifa, Gaza City, Jalur Gaza, Palestina," kata Ketua Presidium MER-C Indonesia dr Sarbini Abdul Murad saat menghubungi ANTARA di Bogor, Rabu.
Ia menjelaskan, bayi perempuan mungil dengan wajah kemerah-merahan itupun diberi nama Marwah Filindo.
"Dan menjadi bayi pertama keturunan Indonesia-Palestina yang lahir di Gaza," katanya menegaskan.
Sarbini Abdul Murad menjelaskan, semua yang hadir menemani proses kelahirannya, khususnya Abdillah Onim, sang ayah berkali-kali mengucap syukur karena anak pertamanya lahir dengan selamat di "Bumi Syam: yang diberkahi, Palestina.
Dikemukakannya bahwa selain bangunan RS Indonesia yang akan menjadi bukti silaturahim jangka panjang antara rakyat Indonesia dan Palestina, kelahiran Marwah Filindo juga akan menjadi satu bukti ikatan, hubungan darah yang kuat antara dua negara, Indonesia dan Palestina.
Ia menjelaskan, Abdillah Onim adalah seorang relawan MER-C Indonesia yang bertugas di Gaza sejak Juli 2010.
Kepergian Abdillah ke Gaza beserta sejumlah relawan MER-C lainnya adalah untuk mengawal proses pembangunan RS Indonesia, amanah dari rakyat Indonesia untuk Palestina.
Ketika tengah menunaikan tugas sebagai relawan di Gaza, pada awal Februari 2011, Abdillah menemui jodohnya seorang Muslimah Gaza, Rajaa Al-Hirthani. Mereka resmi menikah pada 17 Februari 2011.
Pernikahan ini merupakan pernikahan pertama antara warga negara Indonesia dan warga negara Palestina di Gaza.
Saat itu, para relawan, relasi dan sejumlah pejabat pemerintahan setempat turut hadir dalam momentum pernikahan bersejarah ini.
Ia menjelaskan, pada usia pernikahan kurang dari dua bulan, Rajaa sempat hamil, namun mengalami keguguran.
Namun, tidak berapa lama kemudian Rajaa hamil lagi dan akhirnya kehamilan ini bisa bertahan hingga lahirlah Marwah Filindo di tengah-tengah kondisi Jalur Gaza yang masih memprihatinkan.
Blokade
Menurut Sarbini, blokade zionis Israel terhadap Jalur Gaza yang masih terus berlangsung mengakibatkan terjadinya kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) yang sudah berlangsung sejak lima bulan lalu sampai dengan sekarang.
Kondisi itu, katanya, diperparah lagi dengan pemadaman listrik yang tidak menentu.
Hal inilah yang turut dirasakan Abdillah dan para relawan MER-C Indonesia di Gaza yang rata-rata sudah setahun lebih tinggal dan bertugas di Gaza.
Mereka turut merasakan langsung bagaimana kondisi dan penderitaan rakyat Gaza.
"Kelahiran anak pertama tentu diselimuti rasa was-was dan kekhawatiran," kata Abdillah.
"Apalagi saya pribadi sebagai orang asing yang hidup di negara orang harus ekstra hati-hati dan pintar-pintar beradaptasi dengan kebiasaan dan budaya setempat. Terlebih lagi seperti yang kita ketahui bersama bahwa wilayah yang saya diami saat ini, yaitu Jalur Gaza, masih diblokade oleh zionis Isarel," tambah pemuda kelahiran Galela, Maluku Utara ini.
Abdillah yang saat ini diamanahi sebagai Ketua MER-C Cabang Gaza juga mengungkapkan bahwa proses kehamilan sampai kelahiran putrinya, Marwah Filindo mengiringi proses pembangunan RS Indonesia di Jalur Gaza.
Ia menambahkan, awal kehamilan istrinya Rajaa Al-Hirthani bertepatan dengan dimulainya pembangunan RS Indonesia, dan kini kelahiran putrinya Marwah Filindo bertepatan juga dengan selesainya 100 pembangunan tahap I untuk struktur RS Indonesia.
"Syukur Alhamdulillah," katanya.
(A035)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012