Banjarmasin (ANTARA Kalbar) - Masa keemasan industri batu bara di Kalimantan Selatan
diprediksi tersisa sepuluh tahun lagi karena beberapa negara importir
kini sedang gencar membuka tambang sendiri.
Pengusaha terkenal di Kalimantan Selatan H Sulaiman HB di Banjarmasin, Rabu mengatakan, dalam waktu sepuluh tahun nasib perusahaan batu bara Kalsel akan sama dengan industri kayu yang dalam beberapa tahun terakhir tumbang.
"Batu bara merupakan sumber daya alam yang hanya bisa diusahakan sebagai perantara atau batu loncatan untuk mendapatkan sumber usaha lain, karena tambang adalah sumber daya alam yang tidak bisa diperbahurui," katanya.
Mengantisipasi hal tersebut, kata pemilik PT Hasnoor itu, kini sedang merintis usaha perkebunan yang akan mampu menjamin masa depan usaha dan karyawannya lebih panjang, karena perkebunan berupa karet maupun sawit adalah perkebunan produktif yang bisa bertahan cukup lama dan bisa terus dilakukan peremajaan.
Apalagi, kata dia, permintaan minyak dunia terus naik dan harganya pun terus membaik, sehingga dia yakin perkebunan adalah masa depan Kalsel yang sesungguhnya, bukan batu bara.
Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Ariffin dalam setiap kesempatan juga selalu meyakinkan bahwa sektor pertanian secara luas menjadi prioritas pembangunan ekonomi Kalsel ke depan, selain industri pengolahan.
Menurut Gubernur, pertanian dan tanaman pangan menjadi penyumbang PDRB terbesar di Kalsel dan hasilnya bisa dinikmati masyarakat secara luas, tidak seperti batu bara yang hasilnya hanya bisa dinikmati kalangan masyarakat tertentu saja.
Pemimpin Bank Indonesia Wilayah Kalimantan mengatakan, perbankan kini juga sedang gencar untuk melakukan pembiayaan sektor pertanian dan tanaman pangan secara luas.
Bukan hanya sektor perkebunan dan industri pengolahan tetapi juga sektor pertanian tanaman pangan yang kini sedang dibuka berupa klaster-klaster sesuai dengan keunggulan daerah masing-masing.
Seperti di Kabupaten Barito Kuala, tambah dia, Bank Indonesia bersama Bank Kalsel telah membantu petani dengan sistem resi gudang dan telah mendapatkan penghargaan dari pusat.
Menurut dia, dengan sistem resi gudang, petani bisa mendapatkan pinjaman dari bank dengan bunga murah dan lebih mudah hanya dengan jaminan kartu resi gudang yang telah mereka miliki.
Manfaatnya, petani bisa lebih mandiri dan bisa terbebas dari tengkulak terutama untuk pembiayaan pertanian.
Selama ini, petani hampir tidak memiliki kewenangan untuk menentukan harga jual gabah karena terjerat oleh hutang kepada tengkulak. Para tengkulak yang memiliki peranan besar untuk menentukan harga sesuai dengan yang mereka inginkan. (U004/H005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
Pengusaha terkenal di Kalimantan Selatan H Sulaiman HB di Banjarmasin, Rabu mengatakan, dalam waktu sepuluh tahun nasib perusahaan batu bara Kalsel akan sama dengan industri kayu yang dalam beberapa tahun terakhir tumbang.
"Batu bara merupakan sumber daya alam yang hanya bisa diusahakan sebagai perantara atau batu loncatan untuk mendapatkan sumber usaha lain, karena tambang adalah sumber daya alam yang tidak bisa diperbahurui," katanya.
Mengantisipasi hal tersebut, kata pemilik PT Hasnoor itu, kini sedang merintis usaha perkebunan yang akan mampu menjamin masa depan usaha dan karyawannya lebih panjang, karena perkebunan berupa karet maupun sawit adalah perkebunan produktif yang bisa bertahan cukup lama dan bisa terus dilakukan peremajaan.
Apalagi, kata dia, permintaan minyak dunia terus naik dan harganya pun terus membaik, sehingga dia yakin perkebunan adalah masa depan Kalsel yang sesungguhnya, bukan batu bara.
Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Ariffin dalam setiap kesempatan juga selalu meyakinkan bahwa sektor pertanian secara luas menjadi prioritas pembangunan ekonomi Kalsel ke depan, selain industri pengolahan.
Menurut Gubernur, pertanian dan tanaman pangan menjadi penyumbang PDRB terbesar di Kalsel dan hasilnya bisa dinikmati masyarakat secara luas, tidak seperti batu bara yang hasilnya hanya bisa dinikmati kalangan masyarakat tertentu saja.
Pemimpin Bank Indonesia Wilayah Kalimantan mengatakan, perbankan kini juga sedang gencar untuk melakukan pembiayaan sektor pertanian dan tanaman pangan secara luas.
Bukan hanya sektor perkebunan dan industri pengolahan tetapi juga sektor pertanian tanaman pangan yang kini sedang dibuka berupa klaster-klaster sesuai dengan keunggulan daerah masing-masing.
Seperti di Kabupaten Barito Kuala, tambah dia, Bank Indonesia bersama Bank Kalsel telah membantu petani dengan sistem resi gudang dan telah mendapatkan penghargaan dari pusat.
Menurut dia, dengan sistem resi gudang, petani bisa mendapatkan pinjaman dari bank dengan bunga murah dan lebih mudah hanya dengan jaminan kartu resi gudang yang telah mereka miliki.
Manfaatnya, petani bisa lebih mandiri dan bisa terbebas dari tengkulak terutama untuk pembiayaan pertanian.
Selama ini, petani hampir tidak memiliki kewenangan untuk menentukan harga jual gabah karena terjerat oleh hutang kepada tengkulak. Para tengkulak yang memiliki peranan besar untuk menentukan harga sesuai dengan yang mereka inginkan. (U004/H005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012