Jakarta (ANTARA) - PLN Group terus mengembangkan pemanfaatan _biomassa_ dari berbagai bahan alami yang didapatkan dari potensi lokal daerah. Upaya ini menjadi salah satu inisiatif perusahaan dalam mencapai target _net zero emission_ (NZE) di 2060, yaitu sebagai pengganti sebagian bahan bakar batubara untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang ada.
Keseriusan tersebut tercermin melalui 2 (dua) Subholdingnya, yakni PT PLN Indonesia Power (IP) dan PT PLN Energi Primer Indonesia (EPI) dalam agenda Indonesia National Electricity Day 2022 yang digelar di Jakarta pada Rabu (30/11).
Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra, mengatakan pihaknya terus mengakselerasi pembangunan pembangkit listrik berbasis EBT. Menurutnya, PLN IP telah mengelola 1,5 Giga Watt (GW) pembangkit berbasis EBT yang bertumpu pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).
Kapasitas EBT dari PLN IP tersebut akan meningkat menjadi 8,1 GW di tahun 2030 seiring pembangunan pembangkit EBT dari sumber daya lain seperti tenaga surya, angin, hingga gelombang laut.
"Sampai tahun 2030, pembangunan pembangkit EBT akan terus kami tingkatkan. Jika di tahun 2024 persentasenya baru 11 persen, di tahun 2030 akan melonjak jadi 30 persen dari keseluruhan pembangkit yang kami kelola," tuturnya.
Untuk jangka pendek, Edwin menambahkan, PLN Group akan memaksimalkan pemanfaatan _co-firing_ biomassa demi mencapai target NZE pada 2060.
Saat ini, ada 13 PLTU yang menerapkan _co-firing_ biomassa dari total 18 PLTU yang telah diuji coba. Dan, menghasilkan listrik sebesar 269GWh dari _co-firing_ 276kTon biomassa di tahun 2022.
"PLN berkomitmen untuk mengurangi penggunaan batu bara dengan pemanfaatan biomassa untuk _co-firing_. Fokus yang saat ini dikejar adalah bagaimana meningkatkan _co-firing_ biomassa untuk PLTU sekaligus menguatkan rantai pasoknya," tambah Edwin.
Sementara itu, Direktur Biomassa PLN EPI Antonius Aris Sudjatmiko, menjelaskan PLN Group telah membangun rantai pasok biomassa yang _sustainable_ untuk memenuhi kebutuhan _co-firing_ dalam jangka panjang. PLN juga dibantu oleh pemerintah untuk menerapkan standar biomassa yang berkualitas.
"Potensi biomassa kita sangat besar dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Meski di beberapa area memang belum dikembangkan secara maksimal. Saat ini kami telah melakukan pemetaan jenis hingga potensi pasokannya, sekaligus mengatur prosesnya sampai ke pembangkit PLN," ungkapnya.
Dalam peningkatan ekonomi kerakyatan melalui _co_firing,_ PLN telah menjalin kerja sama dengan 12 pemerintah daerah untuk pemanfaatan biomassa sampah.
PLN juga berkolaborasi dengan Perhutani untuk penyediaan biomassa serbuk gergaji dan bersinergi dengan berbagai elemen masyarakat untuk penyediaan biomassa sekam padi, serpihan kayu, hingga cangkang sawit.
"Melalui program ini, kami tidak hanya bermaksud mengganti batu bara dengan biomassa, tetapi juga membangun rantai pasok biomassa yang andal dengan melibatkan masyarakat. Sehingga dalam penyediaannya punya dampak ekonomi untuk masyarakat secara langsung," tutupnya.