Jakarta (ANTARA Kalbar) - Masih minimnya jumlah pendonor darah membuat Palang Merah Indonesia (PMI) masih mengalami kekurangan pasokan darah hingga 1,3 juta kantong per tahun dari kebutuhan 4,4 juta kantong darah.
"WHO memperkirakan pasokan darah minimal sebesar 2 persen dari jumlah penduduk atau sekitar 4,4 juta kantong darah. Tahun 2010 lalu darah yang terkumpul dari para pendonor hanya 3,1 juta kantong. Kesenjangan ini dapat menimbulkan tentunya masalah yang signifikan dalam upaya pemeliharaan pemeliharaan kesehatan masyarakat Indonesia," ujar Anggota Pengurus Pusat PMI Bidang Pelayanan Kesehatan dan Sosial, RS dan Unit Donor Darah, Linda Lukitari Waseso dalam jumpa pers memperingati Hari Donor Darah Sedunia di Gedung PMI Pusat Jakarta, Selasa.
Linda menyebut untuk kota-kota besar seperti Jakarta, pasokan darah sebenarnya sudah mencukupi tapi harus berbagi dengan daerah sekitarnya seperti Bogor, Bekasi, Tangerang dan Depok yang jumlah pendonornya masih kurang.
"Jadi terlihat seperti ada kekurangan, tapi bukan krisis," kata Linda.
Dari jumlah pendonor yang menyumbangkan darahnya, sekitar 83 persen adalah pendonor sukarela, selain itu juga ada yang disebut donor pengganti, yaitu mereka yang mendonor saat anggota keluarganya mengalami kesulitan," ujarnya.
(A043)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
"WHO memperkirakan pasokan darah minimal sebesar 2 persen dari jumlah penduduk atau sekitar 4,4 juta kantong darah. Tahun 2010 lalu darah yang terkumpul dari para pendonor hanya 3,1 juta kantong. Kesenjangan ini dapat menimbulkan tentunya masalah yang signifikan dalam upaya pemeliharaan pemeliharaan kesehatan masyarakat Indonesia," ujar Anggota Pengurus Pusat PMI Bidang Pelayanan Kesehatan dan Sosial, RS dan Unit Donor Darah, Linda Lukitari Waseso dalam jumpa pers memperingati Hari Donor Darah Sedunia di Gedung PMI Pusat Jakarta, Selasa.
Linda menyebut untuk kota-kota besar seperti Jakarta, pasokan darah sebenarnya sudah mencukupi tapi harus berbagi dengan daerah sekitarnya seperti Bogor, Bekasi, Tangerang dan Depok yang jumlah pendonornya masih kurang.
"Jadi terlihat seperti ada kekurangan, tapi bukan krisis," kata Linda.
Dari jumlah pendonor yang menyumbangkan darahnya, sekitar 83 persen adalah pendonor sukarela, selain itu juga ada yang disebut donor pengganti, yaitu mereka yang mendonor saat anggota keluarganya mengalami kesulitan," ujarnya.
(A043)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012