Jakarta (ANTARA Kalbar) - Ulama KH Abdullah Gymnastiar menyatakan rasa prihatinnya terhadap tayangan komedi sahur yang cenderung bersifat melecehkan dan tidak memberikan pesan moral yang baik.
"Untuk mencegah terjadinya pelanggaran dan pelecehan pada acara sahur yang harusnya diisi dengan hal bermanfaat, masing-masing stasiun TV harus punya peraturan khusus yang mengatur etika bergurau," katanya di Jakarta, Senin.
Pria yang biasa disapa Aa Gym itu mengatakan stasiun televisi bertanggung jawab untuk menyajikan tayangan yang mendidik dan bermoral kepada penontonnya, dan bukannya yang merusak masyarakat.
Menurut dia, masyarakat juga harus pandai memilih acara televisi agar dapat mengisi waktu dengan hal yang bermanfaat, khususnya pada bulan Ramadhan.
"Ramadhan itu sangat berharga, jadi besar harapan saya agar seluruh elemen di negeri ini, termasuk stasiun TV untuk dapat menghormati bulan suci ini dan umat muslim yang menjalankannya," ujarnya.
Senada dengan AA Gym, Komisioner Bidang Isi Siaran Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Nina Mutmainnah Armando mengatakan stasiun televisi harus memiliki kesadaran sensor internal untuk mencegah terjadinya pelanggaran dalam acara-acara yang ditayangkan.
"Kami bukan lembaga sensor jadi kami hanya dapat mengawasi, menegur, dan memberikan sanksi jika terjadi pelanggaran," kata dia.
(SDP-50)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
"Untuk mencegah terjadinya pelanggaran dan pelecehan pada acara sahur yang harusnya diisi dengan hal bermanfaat, masing-masing stasiun TV harus punya peraturan khusus yang mengatur etika bergurau," katanya di Jakarta, Senin.
Pria yang biasa disapa Aa Gym itu mengatakan stasiun televisi bertanggung jawab untuk menyajikan tayangan yang mendidik dan bermoral kepada penontonnya, dan bukannya yang merusak masyarakat.
Menurut dia, masyarakat juga harus pandai memilih acara televisi agar dapat mengisi waktu dengan hal yang bermanfaat, khususnya pada bulan Ramadhan.
"Ramadhan itu sangat berharga, jadi besar harapan saya agar seluruh elemen di negeri ini, termasuk stasiun TV untuk dapat menghormati bulan suci ini dan umat muslim yang menjalankannya," ujarnya.
Senada dengan AA Gym, Komisioner Bidang Isi Siaran Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Nina Mutmainnah Armando mengatakan stasiun televisi harus memiliki kesadaran sensor internal untuk mencegah terjadinya pelanggaran dalam acara-acara yang ditayangkan.
"Kami bukan lembaga sensor jadi kami hanya dapat mengawasi, menegur, dan memberikan sanksi jika terjadi pelanggaran," kata dia.
(SDP-50)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012