Pesawat tak berawak AS tewaskan Beberapa Militan Yaman

Senin, 3 September 2012 8:48 WIB

Sanaa (ANTARA Kalbar) - Serangan udara di Yaman tengah pada Minggu menewaskan 10 orang yang diduga anggota Al Qaida dan tiga wanita rekan mereka, namun seorang pemimpin militan selamat tanpa cedera, kata seorang ketua suku.

Serangan yang ditujukan pada dua kendaraan di daerah Radaa itu "menewaskan lima pengawal Abdulraouf al-Dahab dan tiga wanita," kata ketua suku itu, dengan menambahkan bahwa sebuah roket gagal menghantam mobil Dahab, seorang pemimpin Al Qaida setempat, lapor AFP.

Ketua suku itu mengatakan kemudian, jumlah militan yang tewas meningkat menjadi 10 dan kendaraan yang terhantam serangan itu adalah sebuah pick-up.

Sumber itu mengatakan bahwa pesawat tersebut, yang mungkin sebuah pesawat tak berawak, menembakkan dua roket. Yang pertama gagal mengenai mobil Dahab, namun roket kedua menghantam kendaraan di belakangnya yang mengangkut para pengawal dan wanita-wanita itu.

Serangan tersebut berlangsung sekitar pukul 16.00 waktu setempat (pukul 20.00 WIB) di jalan antara desa Hama dan desa Manasseh tempat Dahab.

Sumber-sumber keamanan dan lokal lain mengkonfirmasi serangan itu dan jumlah korban.

Dahab adalah saudara dari Tarek al-Dahab, yang memimpin gerilyawan Al Qaida dalam serangan pada Januari yang berhasil merebut kota Radaa, 130 kilometer sebelah tenggara Sanaa.

Militan kemudian meninggalkan kota itu pada bulan tersebut karena tunduk pada tekanan suku. Tarek Dahab tewas pada Februari.

Militan Al Qaida memperkuat keberadaan mereka dalam setahun ini di wilayah selatan, dengan memanfaatkan melemahnya pemerintah pusat akibat pemberontakan anti-pemerintah yang meletus pada Januari 2011.

Ofensif pasukan Yaman yang diluncurkan pada Mei berhasil menghalau militan Al Qaida dari sejumlah kota dan desa di wilayah selatan dan timur yang selama lebih dari setahun mereka kuasai.

Sejak ofensif militer dimulai pada 12 Mei, ratusan orang yang mencakup anggota Al Qaida, prajurit, militan lokal pro-militer dan warga sipil tewas.

Ofensif itu didukung oleh pesawat tak berawak AS yang pada hari itu melancarkan dua serangan udara di Yaman timur yang menewaskan 11 terduga anggota Al Qaida.

Pada 6 Mei, serangan udara AS di Yaman timur menewaskan pemimpin Al Qaida Yaman Fahd al-Quso, yang diburu dalam kaitan dengan pemboman mematikan terhadap kapal USS Cole pada 2000.

Serangan pada Oktober 2000 terhadap USS Cole, kapal perusak Angkatan Laut AS, di pelabuhan Aden, Yaman, menewaskan 17 pelaut dan mencederai 40 orang.

Quso tewas dalam serangan dua rudal di dekat rumahnya di Rafadh, sebelah timur Ataq, ibu kota provinsi Shabwa.

Menurut laporan-laporan, pesawat-pesawat tak berawak AS melancarkan lebih dari sepuluh serangan udara di Yaman dalam beberapa bulan terakhir.

Badan Intelijen Pusat AS (CIA) meminta izin untuk melancarkan serangan lebih lanjut pesawat tak berawak di Yaman, meski ada risiko korban mungkin bukan teroris, kata Washington Post pada April.

AS tidak pernah secara resmi mengakui penggunaan pesawat tak berawak terhadap Al Qaida di Yaman, yang dianggap sebagai cabang paling aktif dan mematikan dari jaringan teror global itu dan menjadi pusat perang melawan teror.

Negara-negara Barat, khususnya AS, semakin khawatir atas ancaman ekstrimisme di Yaman, termasuk kegiatan Al Qaida di Semenanjung Arab (AQAP).

AS ingin presiden baru Yaman, yang berkuasa setelah protes terhadap pendahulunya membuat militer negara itu terpecah menjadi kelompok-kelompok yang bertikai, menyatukan angkatan bersenjata dan menggunakan mereka untuk memerangi kelompok militan itu.

Militan melancarkan gelombang serangan sejak mantan Presiden Ali Abdullah Saleh pada Februari menyerahkan kekuasaan kepada wakilnya, Abdrabuh Mansur Hadi, yang telah berjanji menumpas Al Qaida.

Pada Maret, 185 prajurit tewas dalam serangan besar Al Qaida terhadap sebuah kamp militer di dekat Zinjibar, ibu kota provinsi Abyan. (M014)

Pewarta:

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012

Terkait
Terpopuler