Pontianak (ANTARA Kalbar) - Pemerintah Kota Pontianak berencana mendaftarkan Tugu Khatulistiwa dan Masjid Jami` ke United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
Menurut Wali Kota Pontianak, Sutarmidji di Pontianak, Sabtu, ada sejumlah kelebihan sehingga kedua ciri khas kota tersebut patut untuk didaftarkan sebagai cagar budaya.
Ia melanjutkan, garis khatulistiwa yang melintasi Kota Pontianak merupakan satu keistimewaan dibanding negara lain yang dilintasinya.
"Karena tepat berada di tengah-tengah kota," kata dia.
Selain itu, ujar Sutarmidji, keunikan desain Tugu Khatulistiwa juga menjadi daya tarik tersendiri.
Sedangkan untuk Masjid Jami`, bangunannya mempunyai ciri khas, terbuat dari kayu dan usianya mencapai 240 tahunan.
Sutarmidji menegaskan, pendaftaran ke badan PBB yang. mengurus persoalan pendidikan, pengetahuan dan kebudayaan itu sekaligus upaya untuk menjaga aset budaya menjadi pemicu kita untuk melestarikan dan mengembangkannya.
Sutarmidji menghadiri acara Titik Kulminasi atau Hari Tanpa Bayangan di Tugu Khatulistiwa. Peristiwa itu terjadi dua kali setahun, yakni 21 - 23 Maret dan 21 - 23 September.
Titik Kulminasi Matahari tahun ini digelar dengan berbagai acara mulai dari pentas tari multi etnis, pembacaan puisi, hingga tundang yang dikolaborasikan dengan rap.
Cuaca yang cerah dan panas yang terik tak menyurutkan masyarakat untuk menyaksikan fenomena alam yang hanya terjadi dua kali setahun ini.
(T011)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
Menurut Wali Kota Pontianak, Sutarmidji di Pontianak, Sabtu, ada sejumlah kelebihan sehingga kedua ciri khas kota tersebut patut untuk didaftarkan sebagai cagar budaya.
Ia melanjutkan, garis khatulistiwa yang melintasi Kota Pontianak merupakan satu keistimewaan dibanding negara lain yang dilintasinya.
"Karena tepat berada di tengah-tengah kota," kata dia.
Selain itu, ujar Sutarmidji, keunikan desain Tugu Khatulistiwa juga menjadi daya tarik tersendiri.
Sedangkan untuk Masjid Jami`, bangunannya mempunyai ciri khas, terbuat dari kayu dan usianya mencapai 240 tahunan.
Sutarmidji menegaskan, pendaftaran ke badan PBB yang. mengurus persoalan pendidikan, pengetahuan dan kebudayaan itu sekaligus upaya untuk menjaga aset budaya menjadi pemicu kita untuk melestarikan dan mengembangkannya.
Sutarmidji menghadiri acara Titik Kulminasi atau Hari Tanpa Bayangan di Tugu Khatulistiwa. Peristiwa itu terjadi dua kali setahun, yakni 21 - 23 Maret dan 21 - 23 September.
Titik Kulminasi Matahari tahun ini digelar dengan berbagai acara mulai dari pentas tari multi etnis, pembacaan puisi, hingga tundang yang dikolaborasikan dengan rap.
Cuaca yang cerah dan panas yang terik tak menyurutkan masyarakat untuk menyaksikan fenomena alam yang hanya terjadi dua kali setahun ini.
(T011)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012