Jakarta (ANTARA Kalbar) - Empat perusahaan negara PT Jamsostek, PT Askes, PT Kawasan Berikat Nusantara (KBN) dan PT Pelni menjalin kerja sama membangun Rumah Sakit Pekerja dan masyarakat di Cakung, KBN .
Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) disaksikan langsung oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin.
Direktur Utama Jamsostek Elvyn G Masassya mengatakan, nilai investasi pembangunan rumah sakit yang dibangun di lahan milik KBN seluas 2,1 ha ini diproyeksikan berkisar Rp200 miliar.
"Studi kelayakan pembangunan RS Pekerja ini akan rampung sebelum akhir 2012, sehingga diharapkan rumah sakit tersebut bisa beroperasi pada akhir 2013," kata Elvyn.
Studi kelayakan termasuk untuk menentukan tarif pengobatan yang akan dikenakan kepada para pekerja dan masyarakat di sekitar rumah sakit tersebut.
"Yang pasti tarifnya jauh lebih murah dibanding rumah sakit yang ada," ujarnya.
Ia menjelaskan, pendanaan investasi akan diperoleh dari tiga pihak yaitu Jamsostek, KBN dan Askes. Sedangkan PT Pelni ditugasi sebagai pengelola rumah sakit. "Porsi pendanaan akan disesuaikan dengan hasil akhir studi kelayakan," ujarnya.
Sementara itu, Dirut KBN Raharjo Aryosiswoyo mengatakan, pembangunan Rumah Sakit Pekerja ini sudah dirancang sejak 2010 sejak Menteri BUMN Dahlan Iskan mengunjungi langsung lokasi KBN.
"Saat ini KBN memiliki pekerja setidaknya 80.000 orang. Dengan jumlah tersebut sudah sangat layak untuk didirikan sebuah rumah sakit yang tarifnya dapat terjangkau namun berkualitas," kata Raharjo.
(R017)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) disaksikan langsung oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin.
Direktur Utama Jamsostek Elvyn G Masassya mengatakan, nilai investasi pembangunan rumah sakit yang dibangun di lahan milik KBN seluas 2,1 ha ini diproyeksikan berkisar Rp200 miliar.
"Studi kelayakan pembangunan RS Pekerja ini akan rampung sebelum akhir 2012, sehingga diharapkan rumah sakit tersebut bisa beroperasi pada akhir 2013," kata Elvyn.
Studi kelayakan termasuk untuk menentukan tarif pengobatan yang akan dikenakan kepada para pekerja dan masyarakat di sekitar rumah sakit tersebut.
"Yang pasti tarifnya jauh lebih murah dibanding rumah sakit yang ada," ujarnya.
Ia menjelaskan, pendanaan investasi akan diperoleh dari tiga pihak yaitu Jamsostek, KBN dan Askes. Sedangkan PT Pelni ditugasi sebagai pengelola rumah sakit. "Porsi pendanaan akan disesuaikan dengan hasil akhir studi kelayakan," ujarnya.
Sementara itu, Dirut KBN Raharjo Aryosiswoyo mengatakan, pembangunan Rumah Sakit Pekerja ini sudah dirancang sejak 2010 sejak Menteri BUMN Dahlan Iskan mengunjungi langsung lokasi KBN.
"Saat ini KBN memiliki pekerja setidaknya 80.000 orang. Dengan jumlah tersebut sudah sangat layak untuk didirikan sebuah rumah sakit yang tarifnya dapat terjangkau namun berkualitas," kata Raharjo.
(R017)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012