Lima (ANTARA Kalbar/Xinhua-OANA) - Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton, Selasa (16/10), di Lima menyoroti peran perempuan sebagai pengendali pertumbuhan ekonomi.

Ketika berbicara dalam konferensi internasional mengenai perempuan di Lima, Peru, Hillary mengatakan tindakan membatasi perempuan untuk ikut dalam kegiatan ekonomi menimbulkan "sangat banyak" kerugian bagi pertumbuhan ekonomi di hampir semua negara.

"Di negara saya sendiri, mengizinkan perempuan memasuki lapangan kerja, dengan menyediakan layanan seperti perawatan anak, dapat meningkatkan Produk Domestik Kotor (GDP) sebanyak sembilan persen.

Di eurozone, tempat ada sedikit ketertinggalan dalam layanan semacam itu, tindakan tersebut masih bisa meningkatkan GDP sebanyak tiga persen, kata Hillary sebagaimana dilaporkan Xinhua --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Rabu siang.

Ekonomi Pacific Rim kehilangan sebanyak 40 miliar dolar AS per tahun, akibat terbatasnya keikutsertaan perempuan dalam lapangan kerja, sementara di Amerika Latin, perempuan membuat kemajuan mencolok, kendati ada penghalang budaya yang sudah berlangsung lama, kata Hillary.

Hillary tiba di Peru, Senin (15/10), sebagai pembicara utama acara itu --yang diresmikan oleh Presiden Peru Ollanta Humala, Selasa. Itu adalah kunjungan kedua Hillary ke Peru sejak Presiden Barack Obama mengangkat dia sebagai Menteri Luar Negeri pada 2009.

Sekretaris Pelaksana Perempuan PBB dan mantan presiden Peru Michelle Bachelet juga menghadiri konferensi tersebut, yang bertema "Power: Women as Drivers of Growth and Social Inclusion".

(C003)


   

Pewarta:

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012