PBB, New York (ANTARA Kalbar/Xinhua-OANA) - Kantor PBB Urusan Koordinator Kemanusiaan (OCHA), Kamis (8/11), mengatakan Mali menghadapi ancaman parah keamanan pangan dan akses ke pendidikan, demikian laporan juru bicara PBB.

Dalam taklimat harian di Markas PBB di New York, Martin Nesirky --Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon-- mengutip keterangan kantor OCHA bahwa "4,6 juta orang menghadapi resiko kerawanan pangan di Mali dan akses ke pangan buat orang yang tinggal di bagian utara negeri tersebut memburuk".

Mali utara tetap diduduki oleh gerilyawan, setelah kudeta awal tahun ini, dan diperintah berdasarkan hukum Syari'ah ketat, yang terutama memberlakukan pembatasan ketat atas perempuan, demikian laporan Xinhua --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Jumat.

Juru bicara itu mengatakan akses ke pendidikan bagi ribuan anak di Mali utara juga menghadapi tantangan besar.

"Di bagian selatan negeri tersebut, lebih dari 130 sekolah telah rusak akibat banjir pada September dan Oktober," kata Nesirky.

Nesirky, yang mengutip temuan kantor kemanusiaan itu, menambahkan, "Dana yang ada tak mencukupi, dan hanya bisa memenuhi kebutuhan 45 persen warga di Mali."

(C003)

Pewarta:

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012