Sungai Raya (ANTARA Kalbar) - Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Pontianak melakukan penelitian tentang kerajaan Kubu yang terletak di Kabupaten Kubu Raya, untuk mengungkap bukti autentik keberadaan kerajaan yang sempat hilang tersebut.

"Kerajaan Kubu dianggap sebagai kerajaan yang hilang (lost kingdom.red). Anggapan itu muncul, mengingat tidak banyak bukti yang bisa ditemukan, dari kerajaan ini," kata Erwin Mahrus, salah satu dari empat peneliti Kerajaan Kubu dari STAIN Pontianak di Sungai Raya, Jumat.

Erwin bersama tiga orang lainnya, Hamzein Bunsu, Yapandi Ramli dan Lukman Abdul Jabar melakukan penelitian terhadap Kerajaan Kubu, di Kabupaten Kubu Raya dengan bekerja sama Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kubu Raya.

"Kita melakukan penelitian bekerja sama dengan Disbuparpora Kubu Raya, dan P3M dari STAIN Pontianak," tuturnya.

Menurut Erwin, penelitian yang dilakukan ini memakan waktu selama kurang lebih 25 minggu yang dimulai sejak April 2012 lalu. Pihaknya banyak menemukan data-data baru yang menjadi penunjang akan keberadaan Kerajaan Kubu.

Kendati demikian, sambung Erwin, pihaknya tak menampik jika memang ada beberapa data serta bukti-bukti sejarah dari kerajaan kubu yang memang tidak ditemukan, diantaranya keraton.

"Kubu ini bisa dikatakan sebagai kerajaan yang hilang. Kalau dibandingkan dengan kerajaan, lain umumnya memiliki peninggalan yang sampai hari ini masih bisa disaksikan, sementara situasi itu tidak pada kerajaan kubu," katanya.

Menurut Erwin, keberadaan keraton dari Kerajaan Kubu saat itu hanya berupa replika. Namun bentuk asli dari keraton kerajaan itu sendiri sudah tidak ditemukan lagi.

"Penelusuran melalui foto juga tidak dapat. Di kubu, sampai ke telok pakedai, atau di tokoh-tokoh masyarakat, yang kemungkinan menyimpan dokumen-dokumen data Kubu itu tidak ditemukan," tuturnya.

Erwin mengatakan, bukti orisinil yang masih ada dalam Kerajaan Kubu yakni seperti, situs makam dari para raja, ornamen-ornamen, tempayan, hiasan dinding dan puing-puing dari Keraton Kerta Mulya yang juga merupakan bagian dari Kerajaan Kubu.

"Tapi inikan tidak berbentuk peninggalan-peninggalan yang utuh dan itu sengaja diselamatkan kerabat-kerabat kerajaan. Dari penyelamatan inilah kita beruntung, karena dapat menjajaki dari peninggalan kerajaan kubu ini," kata Erwin.

Karena itu ia berharap penelitian itu memberikan sumbangsih bagi pemerintah kubu, maupun Pemkab Kubu Raya, dimana itu menjadi sebuah naskah atau referensi atau yang bisa dibaca semua generasi baik yang saat ini maupun pada masa yang akan datang.

Selain itu, lanjut dia, harus ada kebijakan publik yang dikeluarkan pemerintah terkait dengan keberadaan Kerajaan Kubu ini.

"Harapan kami, Pemkab Kubu Raya, bisa mendokumentasikan lebih lanjut, karena kelemahan kita di Indonesia, banyak penelitian yang memiliki kualitas bagus hanya menjadi hiasan di rak-rak di perpustakaan, tapi tidak dapat dibaca oleh masyarakat secara luas. Kita inginkan bagaimana berbagi informasi ini secara lebih luas, jika perlu, masyarakat Kalbar bahkan hingga tingkat nasional," katanya.

Padahal, tambah Erwin, melalui penelitian itu dapat memberikan informasi awal mengenai kerajaan, yang masih bisa ditemukan dan ini bisa ditindaklanjuti.

"Penelitian ini bisa ditindaklanjuti, seperti dikonservasi lebih lanjut. Umpamanya dengan memberikan satu anggaran khusus, agar situs-situs ini tetap lestari, jangan sampai karena gencarnya pembangunan dan upaya-upaya pelestarian yang lain ini dapat menghilangkan situs-situs ini, sangat disayangkan sekali," tuturnya.

(pso-171)

 

Pewarta:

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012