Pontianak (Antara Kalbar) - Rektor Institut Agama Islam Negeri Pontianak Dr Hamka Siregar menyatakan siap membawa perguruan tinggi tersebut menjadi pusat kajian studi Islam di Kalimantan Barat maupun regional.
"Salah satu yang perlu digencarkan adalah penelitian berkaitan dengan khazanah Islam," kata Hamka Siregar saat dihubungi di Pontianak, Selasa.
Menurut dia, setelah diteliti, banyak yang belum diangkat ke tingkat nasional dari daerah.
Sementara di Kalbar, lanjut dia, Islam mempunyai peran penting. Misalnya Kabupaten Sambas selama ini dikenal sebagai pusat pengembangan Agama Islam. Begitu juga kesultanan atau kerajaan lain di Kalbar, seperti Sintang, Sanggau, Landak, Pontianak, hingga Matan di Ketapang.
"Mulai dari pesisir hingga pedalaman, sejarah Kalbar adalah juga sejarah Islam. Dan menjadi bagian dari sejarah pertumbuhan Kalbar," katanya.
Hamka Siregar dalam disertasinya menyatakan bahwa Kalbar khususnya Sintang merupakan kerajaan nusantara yang pertama kali didatangi oleh pedagang Islam di masa Utsmaniyah.
Namun sejarah ini seolah ditutupi oleh sejarah lain sehingga menempatkan Kalbar setelah Atjeh dan Jawa dalam penyebaran Islam di nusantara.
Melalui pusat kajian Islam, ia ingin melahirkan cendikia-cendikia Muslim dengan pemikiran yang memajukan umat Muslim dari IAIN Pontianak.
Ia melanjutkan, tidak menutup kemungkinan nantinya akan ada fakultas kelautan, perikanan, pertanian, teknologi, kedokteran di perguruan tinggi Islam tersebut.
"Kalau Islam memaksakan kehendak, tidak mungkin dapat berkuasa tujuh abad di Spanyol. Pemerintahan boleh Islam, tapi silakan warga negara mempunyai pilihan masing-masing," ujar Hamka Siregar.
1 April 2014 menjadi momentum bersejarah bagi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Pontianak. Kehadiran Wakil Menteri Agama Nasarudin Umar di perguruan tinggi yang terletak di Jalan Letjen Soeprapto itu menandai transformasi menjadi sebuah Institut Agama Islam Negeri.
Menurut Hamka Siregar, Perubahan tersebut membawa dampak bagi IAIN Pontianak. Anak-anak muda dari berbagai daerah di Kalbar maupun luar Kalbar, kini berduyun-duyun mendaftar. Kalau sebelumnya untuk mencari 350 calon mahasiswa harus membuka pendaftaran dua hingga tiga kali, kini harus dibatasi seribu orang.
"Kami masih membatasi karena keterbatasan ruang kuliah," kata Hamka Siregar.
Lokasi kampus IAIN Pontianak saat ini sudah tidak mampu menampung minat calon mahasiswa ke IAIN Pontianak. Pemkot Pontianak melalui Wali Kota Sutarmidji telah menyediakan lahan seluas enam hektare di kawasan Pontianak Utara yang direncanakan sebagai kampus dua IAIN Pontianak. Lokasi yang ditempati sekarang luasnya sekitar lima hektare dan harus menampung hampir lima ribu mahasiswa.
Ada tiga fakultas yakni Fakultas Syariah, Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah, dan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Ditambah Program Pascasarjana. Salah satu fakultas yang minatnya tinggi yakni Syariah yang kini terus berkembang pesat di Indonesia.
***1***