Singkawang (Antara Kalbar) - Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pontianak Lukman Hakim mengingatkan agar kaum muslim dapat memaknai ruh berkurban, tidak sekadar merayakan Idul Adha dan melaksanakan penyembelihan hewan ternak belaka.
"Bagaimana memaknai ruh dari berkurban itu menjadi pedoman hidup, dengan melaksanakannya secara sungguh-sungguh untuk berjuang di jalan Allah," kata Lukman Hakim saat menjadi khatib Idul Adha di Masjid Raya Singkawang, Selasa.
Ia juga mengingatkan agar kaum muslim tidak terlena oleh tahta maupun harta serta keluarga.
Lukman Hakim memulai khutbahnya dengan memanjatkan rasa syukur yang tak dapat dinilai karena masih bisa merayakan Idul Adha secara gembira serta diberi umur dan kesehatan.
Menurutnya, sejak sore hari sebelumnya, umat Islam di berbagai tempat telah mengumandangkan takbir.
"Menunjukkan kebesaran Allah, hanya Engkau Yang Maha Besar. Menembus segala dinding dan batas serta waktu," katanya.
Allah, ujarnya, mengetahui niat di balik kalbu, baik buruk, besar ataupun kecil. Manusia sebagai hamba yang lemah, harus mencoba untuk mengembalikan semangat tugas dan kewajiban.
"Banyak yang mengaku muslim, tetapi tidak menjalankan perintah-Nya. Hanya menjalankan saat susah, atau sesuai dengan nafsu dan seleranya belaka," kata dia.
Sementara kurban, dimulai dengan uji keyakinan, kepatuhan dan ketaatan Nabi Ibrahim kepada Allah.
Ismail, putra tercinta yang telah lama dinanti, dan tengah lucu-lucunya, harus dikorbankan atas perintah Allah.
"Nabi Ismail pun dengan kerelaan, siap menjalankannya. Pengorbanan karena keyakinan dan pengorbanan yang ikhlas,"ujarnya.
Namun ia menegaskan, Allah tidak menerima hewan kurban melainkan kembali ke diri manusia.
Panitia Qurban Masjid Raya Singkawang menerima enam sapi dan 10 kambing untuk disalurkan kepada mereka yang berhak.