Pontianak (ANTARA Kalbar) - Perbaikan kinerja di lingkungan PT PLN (Persero) dalam menyediakan pasokan listrik serta pelayanan kepada pelanggan membuat peringkat transparansi di Indonesia naik dua peringkat dari 130 ke 128.

"Terdapat kenaikan di sektor penyediaan listrik sebanyak sebelas peringkat. Ini yang ikut mendukung perbaikan peringkat transparansi Indonesia," kata Manajer Senior Komunikasi Korporat PT PLN Bambang Dwiyanto saat diskusi bersama media dan LSM di Pontianak, Senin.

Menurut dia, ada dua layanan yang disiapkan PLN yakni "call centre" 123 serta menghilangkan kewajiban fotokopi rekening listrik tetangga bagi yang ingin pasang baru listrik.

Ia melanjutkan, PLN telah menjalin kerja sama dengan Transparency International Indonesia untuk mengkaji berbagai hal diantaranya pelayanan ke pelanggan.

"Tujuannya agar tidak terjadi potensi korupsi di dalam tubuh PLN," kata dia. Ia menegaskan, sejauh ini di lingkungan BUMN baru PLN yang menjalin kerja sama dengan TII.

Ia menegaskan, sebagian besar biaya produksi listrik di PLN didominasi oleh biaya bahan bakar dan pelumas. "Porsinya mencapai 73 persen," ungkap dia.

Biaya-biaya lainnya yakni untuk pemeliharaan sebesar 8 persen, kepegawaian 8,3 persen; penguatan aset 7,9 persen dan administrasi 2,6 persen.

Sementara Kepala Divisi Distribusi dan Niaga PLN Indonesia Barat, Oman Sumantri mengatakan, tahun 2013 telah disepakati subsidi untuk listrik mencapai Rp93 triliun.

"Untuk rumah tangga, 450 kVA dan 900 kVA, tarif listrik seperti yang diwacanakan, tidak naik. Secara keseluruhan, ada 40 juta pelanggan rumah tangga jenis ini," kata Oman Sumantri.

Rasio elektrifikasi di Indonesia baru 75 persen, atau ada 25 persen penduduk Indonesia yang belum mendapat pasokan listrik. Sedangkan konsumsi listrik terus bertumbuh di Indonesia. Estimasi pada 2012, pertumbuhan di kisaran 7 persen namun realisasinya 10 persen lebih.

PLN, lanjut dia, membutuhkan dana untuk menambah jaringan, pembangkit sehingga lebih banyak pelanggan dapat dilayani. "Tahun 2013, pertumbuhan penjualan diperkirakan masih tinggi di kisaran 9 - 10 persen," kata Oman Sumantri.

General Manajer PLN Wilayah Kalbar Daniel S Bangun mengakui, pelanggan membutuhkan listrik yang andal. "Untuk biaya atau harga, sepertinya tidak masalah. Beberapa pelanggan besar malah mempertanyakan kapan bisa menambah daya listrik," ujar Daniel S Bangun.

T011


Pewarta:

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012