Pontianak (ANTARA Kalbar) - Wakil Sekjen DPP Partai Kebangkitan Bangsa, Daniel Johan menegaskan calon presiden yang akan diusung partai itu harus memenuhi syarat mampu bersikap pluralis dan Pancasilais.

"Itu syarat mutlak mengingat PKB adalah partai yang memelopori penghapusan UU yang bersifat rasis dan diskriminasi. Sehingga wajar kalau PKB hanya akan mencalonkan capres yang sanggup menjaga Pancasila dan kebhinnekaan bangsa," kata Daniel Johan saat dihubungi di Pontianak, Selasa.

Ia melanjutkan, format tentang Pancasila, kebhinekaan serta pluralitas adalah hal yang final serta menjadi "darah daging" bagi PKB sejak awal.

"Jadi siapa pun capres PKB, dia harus mewujudkan visi dasar PKB tersebut," kata Daniel yang juga Korwil Kalbar DPP PKB itu.

Ia mengakui banyak pertanyaan seputar rencana pencalonan Rhoma Irama sebagai calon presiden dari PKB. Menurut dia, wacana pencapresan Rhoma Irama merupakan bagian dari penjaringan calon-calon alternatif yang nanti akan ditindaklanjuti di dalam proses formal partai melalui rapat pleno dan rapimnas.

Ia mengungkapkan, sebenarnya tidak hanya Rhoma Irama, tetapi juga muncul beberapa nama seperti Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Umat Said Aqil Siradj, dan mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla.

Ia sendiri sebagai pengurus siap menolak pencalonan Rhoma Irama di pleno maupun Rapimnas. "Kecuali Bang Rhoma mampu membuktikan sebagai pluralis dan Pancasilais sejati di hadapan rakyat," kata Daniel Johan.

Selain alasan tersebut, Daniel Johan juga mengungkapkan bahwa banyak pengurus yang lebih suka Cak Imin (Muhaimin Iskandar) yang maju sebagai capres.

Namun ia mengakui hingga kini Cak Imin menolak untuk dicalonkan sebagai presiden. "Tapi kami akan terus meyakinkan bahwa kesediaannya sangat penting sebagai bagian dari memperbaiki kondisi kesejahteraan rakyat," ujar dia.

Ia meminta masyarakat tidak perlu khawatir dengan wacana pencalonan Rhoma Irama. "Kalau Bang Rhoma bisa menjadi seorang pluralis, itu akan berdampak positif buat para penggemarnya dan masyarakat luas sekaligus. Ini bagian dari proses pendewasaan demokrasi buat bangsa Indonesia," katanya menjelaskan.

Ia yakin wacara tersebut bagian dari strategi khas Gus Dur yang dilempar oleh Cak Imin untuk merangkul Raja Dangdut Indonesia itu agar lebih terbuka dengan kebhinnekaan sesuai semangat PKB dan NU.

 T011

Pewarta:

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012