Pekalongan (ANTARA Kalbar) - Menteri Pertanian Suswono mengaku prihatin atas laporan petani dari Kabupaten Pekalongan yang mengungkap kualitas benih padi bantuan Pemerintah dari PT Sang Hyang Sri yang berkualitas jelek sehingga daya tumbuhnya rendah.
"Saya prihatin betul, apalagi benih bersubsidi itu merupakan benih bersertifikat yang diproduksi oleh sebuah Badan Usaha Milik Negara. Saya akan cek bagaimana itu bisa terjadi," katanya usai berdialog dengan kelompok tani di Desa Kebon Agung, Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan, Sabtu sore.
Mentan menegaskan akan ditelusuri kasus itu apakah karena petani salah manajemen atau memang kualitas benih yang jelek.
Namun hampir semua perwakilan kelompok tani yang hadir secara serempak mengaku kejadian itu merata di semua desa sehingga tidak mungkin semua petani salah menerapkan tehnik budi daya.
Menurut Mentan, ada beberapa kemungkinan munculnya benih jelek itu antara lain karena pengawas benih yang teledor, manipulasi dari produsen benih yaitu petani penangkar benih atau kongkalikong dari keduanya.
"Kita akan meminta pertanggungjawaban pemasok benih dalam hal kasus ini yaitu PT Sang Hyang Sri," katanya.
Sebelumnya dalam dialog sejumlah petani mengungkap, kualitas benih bantuan Pemerintah yang daya tumbuhnya rendah yaitu berkisar antara 30 persen sampai 50 persen sehingga petani terpaksa membeli benih pengganti, dan jadwal tanam menjadi tidak serempak.
Sumadi dari Kelompok Tani Ciptasari mengatakan, setiap benih bantuan Pemerintah mengapa mutunya kalah dengan benih yang dijual di pasaran, antara lain daya tumbuhnya kecil sehingga petani kembali mengulang pembenihan.
(B013)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
"Saya prihatin betul, apalagi benih bersubsidi itu merupakan benih bersertifikat yang diproduksi oleh sebuah Badan Usaha Milik Negara. Saya akan cek bagaimana itu bisa terjadi," katanya usai berdialog dengan kelompok tani di Desa Kebon Agung, Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan, Sabtu sore.
Mentan menegaskan akan ditelusuri kasus itu apakah karena petani salah manajemen atau memang kualitas benih yang jelek.
Namun hampir semua perwakilan kelompok tani yang hadir secara serempak mengaku kejadian itu merata di semua desa sehingga tidak mungkin semua petani salah menerapkan tehnik budi daya.
Menurut Mentan, ada beberapa kemungkinan munculnya benih jelek itu antara lain karena pengawas benih yang teledor, manipulasi dari produsen benih yaitu petani penangkar benih atau kongkalikong dari keduanya.
"Kita akan meminta pertanggungjawaban pemasok benih dalam hal kasus ini yaitu PT Sang Hyang Sri," katanya.
Sebelumnya dalam dialog sejumlah petani mengungkap, kualitas benih bantuan Pemerintah yang daya tumbuhnya rendah yaitu berkisar antara 30 persen sampai 50 persen sehingga petani terpaksa membeli benih pengganti, dan jadwal tanam menjadi tidak serempak.
Sumadi dari Kelompok Tani Ciptasari mengatakan, setiap benih bantuan Pemerintah mengapa mutunya kalah dengan benih yang dijual di pasaran, antara lain daya tumbuhnya kecil sehingga petani kembali mengulang pembenihan.
(B013)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013