Semarang (ANTARA Kalbar) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh menyatakan pelaksanaan sistem pengajaran atau perkuliahan "online" di perguruan tinggi tinggal menunggu pengembangan kontennya.

"Kita ini bersyukur punya yang namanya 'digital dividend'," katanya, usai Pembukaan Konvensi Kampus IX dan Temu Tahunan XV Forum Rektor Indonesia (FRI) di Gedung Grhadika Jawa Tengah, Semarang, Jumat.

Kegiatan yang menjadi rangkaian acara Musyawarah Nasional FRI 2013 di Semarang, dan dihadiri oleh sekitar 300 rektor perguruan tinggi di Indonesia itu dibuka langsung oleh Wakil Presiden RI Boediono.

Pada kesempatan itu, Wapres Boediono menganjurkan Mendikbud untuk menyusun "blue print" pengembangan sistem pengajaran "online" di perguruan tinggi dengan konteks keindonesiaan dan berbahasa Indonesia.

Sebab, selama ini mata kuliah yang ada tersedia dalam bahasa Inggris sebagai bahasa instruksinya sehingga pada waktu mendatang diharapkan ahli-ahli Indonesia bisa menciptakan mata kuliah "online".

Nuh menjelaskan bahwa saat ini sedang transformasi dari sistem analog ke digital, atau ibaratnya dulu hanya rumah dengan tingkat satu dan sekarang bisa membangun rumah dengan tingkat yang tinggi.

"Yang tadinya tanah 100 meter hanya bisa ditinggali satu keluarga, dengan rumah tingkat tinggi bisa untuk 10 keluarga, dan seterusnya. Sehingga, ada sisa kanal yang disebut 'digital dividend," katanya.

"Digital dividend" itu, kata dia, akan dimanfaatkan, salah satunya untuk kepentingan pendidikan sehingga sarana prasarananya pengajaran "online" sudah ada, tinggal mengembangkan konten atau isinya.

Ia menjelaskan ada tiga hal yang berkaitan dengan pengembangan perkuliahan "online", yakni kontennya, jalan raya atau kanal, dan kendaraan yang menjadi infrastruktur atau teknologi informasi (IT).

"Jalan rayanya adalah kanalnya. Itu yang kita ingin manfaatkan 'digital dividend' tadi, mobilnya ya kendaraan, berupa infrastruktur, IT. Sementara ini, kontennya sebagian sudah siap," kata Nuh.

(U.KR-ZLS)

Pewarta:

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013