Pontianak (Antara Kalbar) - Pemerintah Kota Singkawang akan merekrut tenaga penyuluh kependudukan dan KB dari kalangan Tionghoa untuk mempermudah sosialisasi dan pendekatan pelayanan guna menekan angka kelahiran rata-rata yang masih tinggi.

"Tahun 2012, total rata-rata kelahiran mencapai 3,6. Atau satu perempuan menikah rata-rata mempunyai 3,6 anak di Kota Singkawang," kata Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan KB (BPMPKB) Kota Singkawang, HM Nadjib disela Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Program Kependudukan dan KB Provinsi Kalbar Tahun 2013 di Pontianak, Selasa.

Ia mengakui, ada sejumlah faktor yang menyebabkan angka kelahiran itu cukup tinggi. Diantaranya tingginya angka perpindahan penduduk ke Kota Singkawang serta kultur sebagian warganya dari kalangan Tionghoa.

Menurut dia, harus diakui pihaknya agak kesulitan untuk memberi pelayanan KB ke warga keturunan Tionghoa.

"Mereka agak tertutup sehingga diperlukan pendekatan khusus agar pelayanan berlangsung secara baik sesuai target pemerintah," ujar dia.

Salah satu yang dilakukan adalah dengan merekrut tenaga penyuluh kependudukan dan KB dari kalangan keturunan Tionghoa. Saat ini, kata dia, hanya tersisa delapan orang penyuluh untuk melayani 26 kelurahan yang ada di Kota Singkawang.

"Itu pun sisa rekrutmen masa lalu, sehingga mungkin etos kerjanya tidak seperti dulu. Kebetulan, untuk penyuluh dari kalangan keturunan Tionghoa, belum ada," kata HM Nadjib yang juga Ketua NU Kota Singkawang itu.

Ia memperkirakan setidaknya akan ada 13 penyuluh yang akan direkrut dengan target pelayanan satu orang melayani maksimal dua kelurahan. "Kami targetkan dimulai tahun ini," ungkap dia.

(T011)

Pewarta: Teguh Imam Wibowo

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013