Dhaka (Antara Kalbar/AFP) - Seorang blogger yang telah mengritik kelompok-kelompok Islam Bangladesh tewas di ibu kota Jumat malam, kata polisi, sehari setelah ia menghadiri demonstrasi besar menentang para pemimpin partai Islam terbesar di negara itu.
Protes-protes yang diperjuangkan oleh para blogger negara itu telah menyebabkan ribuan orang turun ke jalan menuntut eksekusi para para pemimpin Partai Jamaat-e-Islami yang sedang diadili atas kejahatan perang.
Bentrokan-bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa Islam menuntut persidangan-persidangan itu dihentikan karena juga telah mengguncang ibu kota.
Polisi menemukan mayat Ahmed Rajib, 35 tahun - yang lebih dikenal dengan identitas online-nya Thaba Baba - dekat rumahnya di pinggiran Pallabi Dhaka, dengan kepala dipenggal dengan parang.
"Kami menemukan parang. Hal ini jelas penyerang ingin membunuhnya.
Mereka tidak menyentuh laptop-nya atau benda berharga lainnya," kata perwira polisi Sheikh Motiur Rahman kepada AFP.
Polisi belum mengomentari kemungkinan motif pembunuhan itu, namun Rahman, mengutip kerabat Rajib, mengatakan blogger tersebut memainkan peran besar dalam mengorganisir protes-protes anti-Islam.
Kakak Rajib, yang menolak disebutkan namanya, mengatakan kepada AFP bahwa saudaranya "sering diancam" oleh kalangan gerilyawan yang marah pada perannya dalam protes dan tulisannya terhadap agama.
"Dalam beberapa bulan terakhir ia berhenti menulis menentang Islam dan berkonsentrasi pada masalah perang kejahatan," tambahnya.
Setidaknya 13 orang tewas dalam bentrokan selama pengadilan berlangsung, di mana tokoh senior Jamaat - termasuk pemimpin partai dan wakil pemimpin - sedang diadili atas peran mereka dalam perang kemerdekaan 1971.
Bentrokan-bentrokan telah meningkat sejak pekan lalu setelah seorang pemimpin senior Jamaat dijatuhi hukuman penjara seumur hidup atas pembunuhan massal.
Jamaat dan oposisi utama Partai Nasionalis Bangladesh telah mengatakan bahwa pengadilan tersebut digelar berdasarkan atas tuduhan palsu dan bagian dari dendam politik yang lebih luas.
Pemerintah mengatakan, persidangan pengadilan diperlukan untuk menyembuhkan luka-luka perang sembilan bulan yang dikatakan tiga juta orang tewas.
Banyak di antara yang tewas adalah milisi pro-Pakistan yang anggotanya diduga termasuk para pejabat Jamaat.
Pembunuhan Jumat malam adalah serangan mematikan kedua di Dhaka terhadap blogger kritis terhadap kelompok-kelompok Islam dalam waktu kurang dari sebulan, setelah penusukan hingga tewas online gadungan "gerilyawan atheis" oleh tiga orang tak dikenal di dekat kantornya di distrik kelas atas Uttara.
(H-AK)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
Protes-protes yang diperjuangkan oleh para blogger negara itu telah menyebabkan ribuan orang turun ke jalan menuntut eksekusi para para pemimpin Partai Jamaat-e-Islami yang sedang diadili atas kejahatan perang.
Bentrokan-bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa Islam menuntut persidangan-persidangan itu dihentikan karena juga telah mengguncang ibu kota.
Polisi menemukan mayat Ahmed Rajib, 35 tahun - yang lebih dikenal dengan identitas online-nya Thaba Baba - dekat rumahnya di pinggiran Pallabi Dhaka, dengan kepala dipenggal dengan parang.
"Kami menemukan parang. Hal ini jelas penyerang ingin membunuhnya.
Mereka tidak menyentuh laptop-nya atau benda berharga lainnya," kata perwira polisi Sheikh Motiur Rahman kepada AFP.
Polisi belum mengomentari kemungkinan motif pembunuhan itu, namun Rahman, mengutip kerabat Rajib, mengatakan blogger tersebut memainkan peran besar dalam mengorganisir protes-protes anti-Islam.
Kakak Rajib, yang menolak disebutkan namanya, mengatakan kepada AFP bahwa saudaranya "sering diancam" oleh kalangan gerilyawan yang marah pada perannya dalam protes dan tulisannya terhadap agama.
"Dalam beberapa bulan terakhir ia berhenti menulis menentang Islam dan berkonsentrasi pada masalah perang kejahatan," tambahnya.
Setidaknya 13 orang tewas dalam bentrokan selama pengadilan berlangsung, di mana tokoh senior Jamaat - termasuk pemimpin partai dan wakil pemimpin - sedang diadili atas peran mereka dalam perang kemerdekaan 1971.
Bentrokan-bentrokan telah meningkat sejak pekan lalu setelah seorang pemimpin senior Jamaat dijatuhi hukuman penjara seumur hidup atas pembunuhan massal.
Jamaat dan oposisi utama Partai Nasionalis Bangladesh telah mengatakan bahwa pengadilan tersebut digelar berdasarkan atas tuduhan palsu dan bagian dari dendam politik yang lebih luas.
Pemerintah mengatakan, persidangan pengadilan diperlukan untuk menyembuhkan luka-luka perang sembilan bulan yang dikatakan tiga juta orang tewas.
Banyak di antara yang tewas adalah milisi pro-Pakistan yang anggotanya diduga termasuk para pejabat Jamaat.
Pembunuhan Jumat malam adalah serangan mematikan kedua di Dhaka terhadap blogger kritis terhadap kelompok-kelompok Islam dalam waktu kurang dari sebulan, setelah penusukan hingga tewas online gadungan "gerilyawan atheis" oleh tiga orang tak dikenal di dekat kantornya di distrik kelas atas Uttara.
(H-AK)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013