Pontianak (Antara Kalbar) - Masyarakat Adat Dayak Kalimantan Barat siap memeriahkan Pekan Dayak Nasional di Jakarta, 27 - 30 April dengan mengirim 800 peserta dari berbagai daerah di Indonesia.

"Selain dari pengurus Dewan Adat Dayak provinsi, kabupaten maupun kota se-Kalbar, kami juga akan mengerahkan masyarakat dan mahasiswa yang tersebar di beberapa kota di Jawa," kata Humas Kontingen Kalbar, Constantinus Yusing di Rumah Betang Pontianak, Rabu.

Menurut dia, Kalbar akan berpartisipasi di berbagai kegiatan yang disiapkan panitia. Misalnya Dayak Art Karnaval pada Minggu (30/4) yang menempuh jarak tiga kilometer.

Ia melanjutkan, pada Pekan Dayak Nasional yang pertama kali digelar itu, Kalbar juga akan memperkenalkan seni, olahraga dan budaya serta peluang investasi di Bumi Khatulistiwa, di antaranya seni memahat, membuat sappe`, tari-tarian, membuat kerajinan dari manik-manik, sumpit dan sebagainya.

Selain dari Kalbar, di Pekan Dayak Nasional juga akan diikuti sejumlah provinsi di Kalimantan.

Ia menambahkan, selama ini Dayak hanya dikenal di dunia internasional lebih dominan berada di Sarawak, Malaysia Timur.

"Padahal, sesungguhnya yang paling banyak, Dayak itu, ada di Indonesia, bukan Sarawak," katanya.

Fakta itu pula yang ingin diperkenalkan ke dunia nasional maupun internasional sehingga dipilihlah Jakarta sebagai pusat kegiatan.

Melalui Pekan Dayak Nasional, kata Bendahara Panitia Pekan Budaya Dayak Nasional Kalbar, G Michael Jeno, masyarakat Dayak Kalimantan ingin menunjukkan bahwa mereka bagian yang tidak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia dan memiliki filosopi Pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945 dan Bhineka Tunggal Ika.

Ia melanjutkan, Pekan Dayak Nasional sekaligus menjadi momentum untuk menjaga proses regenerasi budaya nasional, khususnya masyarakat Dayak, sehingga bangsa ini tidak kehilangan budaya bangsa yang telah dibangun oleh para leluhur.

Musyawarah besar Dayak juga akan sekaligus digelar di Pekan Dayak Nasional tersebut. Tujuannya, untuk menyatukan konsep di empat Kalimantan dalam mempercepat pembangunan ekonomi kerakyatan serta kesejahteraan masyarakat. "Sekaligus memberi masukan ke pemerintah," kata Yusing.

Seminar tentang hukum adat dengan nara sumber pakar hukum Prof Dr Thambung Anyang dan Ketua Dewan Adat Daerah Provinsi Kalbar Cornelis.

Pewarta: Teguh Imam Wibowo

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013