Washington (Antara Kalbar/Xinhua-OANA) - Presiden AS Barack Obama, Jumat (26/4), mengatakan penggunaan senjata kimia oleh Pemerintah Suriah, yang dipimpin oleh Presiden Bashar al-Assad, akan menjadi "pengubah keadaan".
Namun Obama juga mengingatkan penilaian intelijen semacam itu masih "tahap awal".
"Sungguh mengerikan ketika mortir ditembakkan ke warga sipil dan rakyat dibunuh secara membabi-buta, untuk menggunakan senjata yang berpotensi menimbulkan kehancuran massal terhadap penduduk sipil melitnasi garis lain yang berkaitan dengan norma internasional dan hukum internasional," kata Obama sebelum bertemu dengan Raja Jordania Abdullah II di Gedung Putih.
"Dan itu akan menjadi pengubah keadaan," kata Obama kepada pres sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu pagi.
"Kita harus bertindak secara bijaksana. Kita harus membuat penilaian ini dengan seksama, tapi saya kira kita semua --bukan hanya di Amerika Serikat, tapi di seluruh dunia-- mengakui bagaimana kita tak bisa berpangku tangan dan membiarkan penggunaan sistematis senjata seperti senjata kimia pada penduduk sipil," kata Obama. Ia berikrar akan "mengerahkan masyarakat interasional" mengenai masalah ini.
Gedung Putih, Kamis (25/4), menyatakan Pemerintah Suriah "telah menggunakan senjata kimia" dalam konfliknya dengan pasukan oposisi.
Di dalam surat yang dikirim kepada beberapa anggota Kongres, Gedung Putih menyatakan, "Masyarakat intelijen AS menilai dengan suatu tingkat keyakinan yang beragam rejim Suriah telah menggunakan senjata kimia pada skala kecil di Suriah, terutama zat kimia sarin."
Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel, yang sedang melakukan kunjungan ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Kamis, mengeluarkan pernyataan yang mengatakan kesimpulan itu dibuat dalam 24 jam terakhir setelah penilaian dilakukan".
Obama telah menetapkan garis merah mengenai senjata kimia, dan memperingatkan beberapa kali penggunan pemerintah Suriah atau kegagalan untuk mengamankan senjata itu akan menjadi "pengubah keadaan" dalam perhitungannya mengenai kebijakan ke terhadap negara Arab tersebut.
(Chaidar)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
Namun Obama juga mengingatkan penilaian intelijen semacam itu masih "tahap awal".
"Sungguh mengerikan ketika mortir ditembakkan ke warga sipil dan rakyat dibunuh secara membabi-buta, untuk menggunakan senjata yang berpotensi menimbulkan kehancuran massal terhadap penduduk sipil melitnasi garis lain yang berkaitan dengan norma internasional dan hukum internasional," kata Obama sebelum bertemu dengan Raja Jordania Abdullah II di Gedung Putih.
"Dan itu akan menjadi pengubah keadaan," kata Obama kepada pres sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu pagi.
"Kita harus bertindak secara bijaksana. Kita harus membuat penilaian ini dengan seksama, tapi saya kira kita semua --bukan hanya di Amerika Serikat, tapi di seluruh dunia-- mengakui bagaimana kita tak bisa berpangku tangan dan membiarkan penggunaan sistematis senjata seperti senjata kimia pada penduduk sipil," kata Obama. Ia berikrar akan "mengerahkan masyarakat interasional" mengenai masalah ini.
Gedung Putih, Kamis (25/4), menyatakan Pemerintah Suriah "telah menggunakan senjata kimia" dalam konfliknya dengan pasukan oposisi.
Di dalam surat yang dikirim kepada beberapa anggota Kongres, Gedung Putih menyatakan, "Masyarakat intelijen AS menilai dengan suatu tingkat keyakinan yang beragam rejim Suriah telah menggunakan senjata kimia pada skala kecil di Suriah, terutama zat kimia sarin."
Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel, yang sedang melakukan kunjungan ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Kamis, mengeluarkan pernyataan yang mengatakan kesimpulan itu dibuat dalam 24 jam terakhir setelah penilaian dilakukan".
Obama telah menetapkan garis merah mengenai senjata kimia, dan memperingatkan beberapa kali penggunan pemerintah Suriah atau kegagalan untuk mengamankan senjata itu akan menjadi "pengubah keadaan" dalam perhitungannya mengenai kebijakan ke terhadap negara Arab tersebut.
(Chaidar)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013