Pontianak (Antara Kalbar) - Pemerintah Kota Pontianak, Jumat, menggelar rapat antisipasi rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, agar tidak menimbulkan kepanikan di kalangan masyarakat di kota itu.

"Rapat yang kami lakukan membahas dampak dari kenaikan BBM bersubsidi yang diperkirakan minggu ketiga bulan Juni," kata Asisten II Bidang Administrasi dan Pembangunan, Setda Kota Pontianak Uray Indra Mulya, seusai memimpin rapat bersama tim kebijakan tentang perumusan langkah dan strategi antisipasi kenaikan harga BBM bersubsidi tahun 2013, di ruang rapat wakil wali Kota Pontianak, Jumat.

Ia menjelaskan, dalam rapat itu membicarakan dampak dari kenaikan harga BBM bersubsidi terhadap harga berbagai kebutuhan pokok.

"Kenaikan BBM bersubsidi juga berdampak pada naiknya inflasi yang diperkirakan bisa tembus pada 1,3 persen," ujarnya.

Uray menambahkan, dalam rapat itu dibahas kesiapan instansi terkait, seperti Pertamina, yang menyatakan, stok BBM cukup atau aman. Selain itu Pertamina berkomitmen meningkatkan penyaluran BBM bersubsidi di SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum).

"Laporan dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM, saat ini harga berbagai kebutuhan pokok masih normal, stok juga aman," ungkapnya.

Pihak kepolisian, kata Uray juga siap mengamankan setiap SPBU dengan menempatkan minimal dua personel polisi pada tiap SPBU sebagai antisipasi melonjaknya permintaan BBM.

"Kami imbau masyakat tidak panik dalam menghadapi kenaikan harga BBM bersubsidi, sehingga tidak memicu hal-hal yang bisa meresahkan," ujarnya.

Pewarta: Andilala

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013