Pontianak (Antara Kalbar) - Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat mendorong peningkatan produktivitas buah lokal untuk memenuhi kebutuhan setempat yang terus bertambah, serta antisipasi dampak pengaturan impor hortikultura.

Menurut Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar, Hazairin saat dihubungi di Pontianak, Jumat, Kalbar mempunyai sejumlah komoditas buah unggulan.

"Di antaranya jeruk siam, pisang, nanas dan durian. Produksi masing-masing komoditas, kecuali durian, berlangsung sepanjang tahun," tutur Hazairin.

Berdasarkan data yang dihimpun pihaknya, pada tahun 2012 (angka sementara), produksi jeruk siam mencapai 171.558 ton, luas areal panen 6.418 hektare. Pisang, produksi tercatat 53.454 ton, luas areal panen 914 hektare. Kemudian untuk nenas, 108.704 ton dengan areal panen 829 hektare, dan durian 25.100 ton dengan luas areal panen 725 hektare.

Pemerintah melalui Menteri Pertanian Suswono pada tahun 2012 telah menerbitkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 3 Tahun 2012 tentang Rekomendasi Impor Produk Hortikultura.

Salah satunya untuk menekan buah impor yang sesungguhnya dapat dihasilkan oleh petani lokal. Di Kalbar, lanjut dia, ada enam komoditas yang akan menjadi fokus kementerian yang mampu diproduksi petani setempat, serta dapat berbuah sepanjang tahun dan bernilai jual tinggi. Yakni nanas, melon, pisang, mangga, pepaya dan durian. Sekaligus untuk memenuhi kebutuhan buah di masyarakat.

Ia mengakui, selama ini buah impor cukup marak meski sebagian di antaranya dapat dihasilkan di Indonesia bahkan petani lokal. "Karena harganya lebih murah, selalu tersedia, serta lebih tahan lama," tutur dia.

Sementara kelebihan buah lokal, dari segi keamanan pangan lebih terjamin dibanding buah impor. "Bebas bahan pengawet. Beda dibandingkan buah impor, yang terkadang sudah berbulan-bulan disimpan di dalam gudang sebelum dikirim ke negara tujuan," ungkap Hazairin.

Ia menambahkan, untuk mengantisipasi naiknya permintaan buah lokal, produktivitas perlu ditingkatkan dengan asumsi luas lahan tetap. Pemerintah, ujar dia, akan mendukung melalui pendanaan baik dari APBN maupun APBD.

Misalnya melon, yang selama ini dianggap hanya mampu dihasilkan dari luar Kalbar. "Sekarang, melon termasuk salah satu yang terus berkembang di Kalbar," kata Hazairin. Pada tahun 2012, produksi melon di Kalbar mencapai 491 ton dengan sebaran di Kabupaten Kubu Raya, Sambas, Bengkayang, Sanggau, Kota Pontianak dan Singkawang.

Bantuan pemerintah itu mulai dari benih, sarana produksi pertanian, hingga pascapanen. "Petani cukup menyediakan lahan untuk diolah," ucap Hazairin.

Ia melanjutkan, dengan demikian diharapkan gairah petani hortikultura di Kalbar akan semakin besar untuk memperluas, mengembangkan dan meningkatkan produksi serta kualitas produknya sehingga memiliki daya saing dengan produk impor.

"Dengan adanya kebijakan pengaturan impor produk hortikultura, merupakan peluang bagi petani dan daerah Kalbar untuk semakin memantapkan potensi buah-buah lokal, agar semakin eksis dan menguasai pasar domestik bahkan pasar internasional karena potensi dan posisi Kalbar yang strategis," tukas Hazairin.

Pewarta: Teguh Imam Wibowo

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013