Sekadau (Antara Kalbar) - Kenaikan harga BBM mendapat tanggapan beragam dari berbagai lapisan masyarakat, namun pada umumnya mengkhawatirkan BBM akan langka dengan mulai adanya spekulan penimbun BBM menjelang kenaikan harga BBM akhir bulan Juni ini. Namun, pihak penyedia jasa pengisian bahan bakar umum mengaku telah siap mengantisipasi kenaikan harga BBM.

"Jika memang naik harga BBM, kami masyarakat kecil berharap jangan sampai ada spekulan yang bermain atau menimbun sejak dari sekarang, agar tidak langka. Selain itu harapan kami juga seperti kebanyakan orang, seperti harga barang jangan asal naik karena kami masyarakat kecil jelas sulit menerima untuk beberapa waktu meski setelah normal juga kadang-kadang hati kecil belum bisa menerima," ungkap Anton, seorang warga Desa Tapang Pulau, Kecamatan Belitang Hilir, Kabupaten Sekadau, Kamis (20/6).

Dia berharap kiranya saat BBM naik mestinya diimbangi dengan kenaikan harga karet yang menjadi andalan masyarakat kecil di desanya.

"Jika BBM naik terus harga karet anjlok, jelas kami akan berteriak meminta keadilan. Untuk hal ini, kami sulit menerima seperti harga karet per kilogram dibawah Rp10 ribu, sementara bahan pangan akan naik menjelang kenaikan harga BBM," katanya.

Sementara itu, pengelola SPBU Peniti, Usman, mengatakan perubahan harga BBM tidak begitu berdampak pada aktivitas SPBU. Pelayanan SPBU tetap berjalan seperti biasa, dan pembelian BBM, terutama premium, oleh pengguna kendaraan bermotor pun tidak ada perubahan drastis.

"Aktivitas tetap seperti biasa, tidak ada perubahan mencolok. Penjualan kita pun tidak terganggu dengan kenaikan BBM namun, untuk pasokan BBM sedikit mengalami penambahan. Khusus SPBU Peniti, pasokan BBM dari Pertamina sebanyak 32 ton per hari. Meski stok bertambah, BBM di tempat kita selalu habis. Kita bahkan melayani umum sampai jam 3 subuh," kata Usman.

Pewarta: Arkadius Gansi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013