Damaskus (Antara Kalbar) - Presiden Suriah Bashar al-Assad mengeluarkan keputusan berisi kenaikan gaji untuk semua personel militer dan pegawai negeri sipil.
Kenaikan gaji itu adalah yang kedua sejak pemberontakan terhadap pemerintahan Assad pecah Maret 2011.
Tentara dan PNS akan mendapatkan kenaikan gaji 40% atas 10.000 pound (US$50) pertama gaji mereka, dan 20% lagi untuk kelipatan US$50 dolar.
Keputusan presiden itu diumumkan oleh kantor berita resmi pemerintah SANA.
Pensiun militer dan juga pegawai negeri sipil akan meningkat.
Perekonomian Suriah terganggu akibat konflik yang menyebabkan inflasi tinggi.
Pertemuan 'Rekan Suriah'
Perang yang telah berlangsung lebih dua tahun ini menyebabkan mata uang Suriah pound turun 300% dibandingkan dolar dan menyebabkan membumbungnya barang-barang impor.
Dalam perkembangan lain tentang Suriah, negara yang tergabung dalam kelompok 'Rekan Suriah' mengadakan pertemuan di ibukota Qatar, Doha Sabtu (22/06).
Para menteri membicarakan langkah memberikan senjata kepada pemberontak Suriah.
Pertemuan ini adalah yang pertama sejak Amerika Serikat menyatakan siap memberikan bantuan militer kepada oposisi.
Kelompok dengan 11 negara anggota itu termasuk Inggris, Prancis, Jerman, Arab Saudi dan Turki.
Wartawan BBC untuk Timur Tengah mengatakan negara-negara yang mendukung pemberontak ini
kesulitan karena kelompok oposisi terpecah sehingga sulit untuk memberikan bantuan.
(BBC)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
Kenaikan gaji itu adalah yang kedua sejak pemberontakan terhadap pemerintahan Assad pecah Maret 2011.
Tentara dan PNS akan mendapatkan kenaikan gaji 40% atas 10.000 pound (US$50) pertama gaji mereka, dan 20% lagi untuk kelipatan US$50 dolar.
Keputusan presiden itu diumumkan oleh kantor berita resmi pemerintah SANA.
Pensiun militer dan juga pegawai negeri sipil akan meningkat.
Perekonomian Suriah terganggu akibat konflik yang menyebabkan inflasi tinggi.
Pertemuan 'Rekan Suriah'
Perang yang telah berlangsung lebih dua tahun ini menyebabkan mata uang Suriah pound turun 300% dibandingkan dolar dan menyebabkan membumbungnya barang-barang impor.
Dalam perkembangan lain tentang Suriah, negara yang tergabung dalam kelompok 'Rekan Suriah' mengadakan pertemuan di ibukota Qatar, Doha Sabtu (22/06).
Para menteri membicarakan langkah memberikan senjata kepada pemberontak Suriah.
Pertemuan ini adalah yang pertama sejak Amerika Serikat menyatakan siap memberikan bantuan militer kepada oposisi.
Kelompok dengan 11 negara anggota itu termasuk Inggris, Prancis, Jerman, Arab Saudi dan Turki.
Wartawan BBC untuk Timur Tengah mengatakan negara-negara yang mendukung pemberontak ini
kesulitan karena kelompok oposisi terpecah sehingga sulit untuk memberikan bantuan.
(BBC)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013