Kairo (Antara Kalbar/Reuters) - Perdana Menteri Mesir Hazem el-Beblawi telah mengusulkan pembubaran secara resmi Ikhwanul Muslimin dan gagasan tersebut sedang dipelajari oleh pemerintah, kata juru bicara pemerintah Sabtu.

Beblawi telah membuat proposal kepada menteri urusan sosial urusan - kementerian yang bertanggung jawab untuk perizinan organisasi non-pemerintah, kata Sherif Shawky.

"Hal ini sedang dipelajari saat ini," katanya.

Pihak berwenang Mesir telah menangkap 1.004 "unsur-unsur" Ikhwanul Muslimin selama protes nasional Jumat, kata kementerian dalam negeri pada Sabtu.

Satu pernyataan Kementerian Dalam Negeri mengatakan para anggota Ikhwanul telah melakukan tindakan-tindakan terorisme selama demonstrasi.

Laporan-laporan sebelumnya menyatakan, tentara Mesir dikerahkan ke sekitar instalasi-instalasi penting di Kairo, sebelum protes "Friday of Anger" -- yang diserukan para pendukung presiden terguling Mohamed Moursi.

Ratusan orang tewas dan ribuan orang cedera, Rabu (14/8), ketika polisi membersihkan dua kamp protes di Kairo yang didirikan untuk mengutuk penggulingan yang dilakukan militer terhadap presiden pertama yang dipilih secara bebas pada 3 Juli dan menuntut pemulihan kekuasaannya.

Kementerian Kesehatan menyebut jumlah korban tewas 578 orang. Ikhwanul Muslimin mengatakan jumlah korban jiwa jauh lebih banyak dari itu.

Puluhan kendaraan lapis baja menutup jalan-jalan di sekitar bagian timur-laut, tempat para pemrotes melakukan unjuk rasa guna menuntut pemulihan jabatan Moursi, kata kantor berita pemerintah MENA.

Kendaraan-kendaraan militer yang membawa tentara dapat terlihat di Kairo Tengah, tempat pos-pos pemeriksaan dengan pagar kawat berduri didirikan.

Ikhwanul Muslimin menyerukan unjuk rasa di seluruh negara itu  bagi jutaan orang untuk melampiaskan kemarahan atas tindakan keras dan kejam pasukan keamanan terhadap kelompok Islam itu.

Setelah para pemrotes membakar satu kantor pemerintah di Kairo, Kamis, pihak berwenang mengatakan pasukan keamanan akan menembak siapapun yang menyerang polisi atau institusi-institusi publik.

Pertumpahan darah pada Rabu itu adalah pembunuhan massal ketiga terhadap para pendukung Moursi sejak ia digulingkan oleh militer. Serangan itu menyebabkan Ikhwanul Muslimin berantakan, tetapi organisai tersebut mengatakan tidak akan mundur dalam pertikaian dengan Panglima Militer Jenderal Abdel Fattah As-Sisi.

(A. Krisna)

Pewarta:

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013