Sungai Raya (Antara Kalbar) - Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Kubu Raya mengingatkan tenaga honorer yang akan mengikuti tes CPNS kategori dua di kabupaten itu untuk mewaspadai penipuan yang kerap terjadi menjelang perekrutan tenaga honorer menjadi PNS di kabupaten itu.
Untuk itu, ia meminta agar tenaga honorer kategori dua (K2) waspada menjelang seleksi CPNS. Pasalnya, menjelang penerimaan CPNS marak kasus penipuan terkait rekrutmen CPNS dalam lingkup Kabupaten maupun kota di Indonesia.
Dia mengatakan, penipuan tersebut biasanya mencari tenaga honorer yang akan mengikuti seleksi CPNS. Kondisi tersebut sering dimanfaatkan oknum penipu dengan iming-iming pelolosan tenaga honorer sebagai CPNS.
"Untuk itu, kami himbau tenaga honorer untuk selalu waspada. Ini masa-masa rawan dan marak penipuan," katanya.
Menurutnya, modus yang biasa digunakan pelaku adalah dengan mengaku kenal dengan pejabat di lingkungan BKN dan Pemkab, serta menjanjikan usaha pelolosan bagi tenaga honorer. Ketika korbannya percaya, pelaku kemudian menjalankan aksinya dengan meminta uang pembayaran DP sebelum mengikuti tes.
Namun setelah tes kemudian meminta sisa uang yang telah disepakati kedua belah pihak antara calo dan korban honorer dengan iming-iming diloloskan CPNS. Untuk itu, kata Nuh, janji-janji calo meluluskan tes sebagai CPNS agar tidak dipercaya.
"Maraknya calo CPNS di lingkungan kabupaten Kubu Raya maupun kabupaten lainnya, tenaga honorer K2 jangan mau termakan dengan hasutan calo. Sebab itu bentuk penipuan yang dimainkan untuk mendapatkan uang," kata Noh.
Dia menjelaskan, kebijakan tersebut merupakan kebijakan dari pemerintah pusat. Pemerintah daerah hanya berperan dalam menyediakan tempat penyelenggaraan seleksi CPNS.
"Begitu juga dengan soal dan lembar jawab komputer (LJK), menjadi kewenangan pusat. Pemkab hanya memfasilitasi tempat saja," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
Untuk itu, ia meminta agar tenaga honorer kategori dua (K2) waspada menjelang seleksi CPNS. Pasalnya, menjelang penerimaan CPNS marak kasus penipuan terkait rekrutmen CPNS dalam lingkup Kabupaten maupun kota di Indonesia.
Dia mengatakan, penipuan tersebut biasanya mencari tenaga honorer yang akan mengikuti seleksi CPNS. Kondisi tersebut sering dimanfaatkan oknum penipu dengan iming-iming pelolosan tenaga honorer sebagai CPNS.
"Untuk itu, kami himbau tenaga honorer untuk selalu waspada. Ini masa-masa rawan dan marak penipuan," katanya.
Menurutnya, modus yang biasa digunakan pelaku adalah dengan mengaku kenal dengan pejabat di lingkungan BKN dan Pemkab, serta menjanjikan usaha pelolosan bagi tenaga honorer. Ketika korbannya percaya, pelaku kemudian menjalankan aksinya dengan meminta uang pembayaran DP sebelum mengikuti tes.
Namun setelah tes kemudian meminta sisa uang yang telah disepakati kedua belah pihak antara calo dan korban honorer dengan iming-iming diloloskan CPNS. Untuk itu, kata Nuh, janji-janji calo meluluskan tes sebagai CPNS agar tidak dipercaya.
"Maraknya calo CPNS di lingkungan kabupaten Kubu Raya maupun kabupaten lainnya, tenaga honorer K2 jangan mau termakan dengan hasutan calo. Sebab itu bentuk penipuan yang dimainkan untuk mendapatkan uang," kata Noh.
Dia menjelaskan, kebijakan tersebut merupakan kebijakan dari pemerintah pusat. Pemerintah daerah hanya berperan dalam menyediakan tempat penyelenggaraan seleksi CPNS.
"Begitu juga dengan soal dan lembar jawab komputer (LJK), menjadi kewenangan pusat. Pemkab hanya memfasilitasi tempat saja," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013