Semarang (Antara Kalbar) - Juara dunia kelas ringan IBO Daud Yordan mengaku sempat kesulitan melancarkan pukulan saat menghadapi petinju Afrika Selatan Sipho "Tsunami" Taliwe di Perth, Australia, Jumat (6/12) malam.
"Terus terang saya sempat kesulitan melancarkan pukulan melawan dia karena tampaknya dia mengubah taktik dan strategi setelah melihat gaya bertarung saya," kata Daud Yordan setibanya di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta ketika dihubungi Sabtu malam.
Semula, lanjut dia, dirinya mengira gaya bertarung Shipo sama dengan dirinya.
"Sebenarnya saya sudah senang karena gaya bertarung saya sama dengan dia, tetapi ternyata lawan mengubah gaya bertarungnya," katanya.
Menurut petinju dengan rekor bertarung 32 kali menang (23 di antaranya dengan KO) dan tiga kali kalah, ketika lawan sempat memukul diri kemudian langsung merangkul dirinya sehingga dirinya kesulitan melancarkan pukulan kepada lawan.
Kondisi tersebut terjadi mulai ronde pertama hingga keempat. Akan tetapi, setelah itu lawan mulai terbawa dengan permainan dirinya.
"Mulai ronde kelima saya mulai leluasa melancarkan pukulan lawan meskipun kadang-kadang lawan membuat alibi seperti saat pukulan saya mengenai bagian bawah lawan sehingga terpaksa wasit menghentikan pertarungan itu beberapa saat," katanya.
Petinju Sasana Kayong Utara Kalimantan Barat tersebut menjelaskan bahwa sebenarnya berdasarkan aturan kalau pukulan itu masih mengenai ban celana masih diperbolehkan, kecuali kalau pukulan itu mengenai pelindung celana di bawah pinggangnya.
"Sebenarnya pukulan saya masih bisa dibolehkan, tetapi karena wasit melihatnya kondisi lawan akhirnya pertarungan dihentikan beberapa waktu," katanya.
Petinju kelahiran Sukadana Kalimantan Barat 10 Juni 1987 tersebut berhasil mempertahankan gelar juara dunia kelas ringan (61,2 kilogram) setelah menang angka atas petinju Afrika Selatan Sipho Taliwe (113-114, 117-110,116-111).
"Petinju Afrika itu memang lawan yang cukup berat bagi saya, tetapi saya bersyukur bisa mempertahankan gelar untuk yang pertama kali ini," katanya.
Ketika ditanya soal kunci kemenangan pada pertarungan melawan Shipo Taliwe, ayah dari Miquel Angel Yordan Jr. tersebut mengatakan bahwa dirinya menjalankan instruksi pelatih dengan baik dan disiplin dalam menjaga pukulan serta tidak larut dalam gaya bertarung lawan yang cenderung merapatkan badan ketika sudah bisa melancarkan pukulan.
"Saya disiplin dalam menjaga pukulan dan menjalankan instruksi dari pelatih sehingga bisa membuahkan hasil yang baik," kata petinju yang merebut gelar juara dunia kelas ringan IBO ketika mengalahkan Daniel Eduardo Brizuela di Australia, 6 Juli 2013.
Setidaknya gelar yang dirinya pertahankan itu bisa mengobati masyarakat Indonesia setelah rekannya, Chris John, gagal mempertahankan gelarnya.
"Setidaknya kita masih memiliki satu petinju yang menjadi juara dunia," katanya.
Ketika ditanya langkah selanjutnya setelah mempertahankan gelar ini, dia mengatakan bahwa itu semua diserahkan kepada manajemen, tetapi setidaknya dirinya berharap masih bisa mempertahankan gelarnya mendatang.
"Semua terserah manajemen dan promotor bagaimana saya ke depannya, tetapi keinginan pribadi saya adalah bisa mempertahankan gelar ini lagi sambil melihat peluang-peluang yang ada berikutnya," katanya.
Ia menambahkan bahwa dirinya masih berada di Jakarta sampai dua hari mendatang.
"Mungkin saya baru pulang ke Sukadana Kalimantan Barat pada hari Selasa (10/12). Sekali lagi saya mengucapkan terima kasih atas doa dan dukungan masyarakat Indonesia sehingga saya bisa mempertahankan gelar juara dunia," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
"Terus terang saya sempat kesulitan melancarkan pukulan melawan dia karena tampaknya dia mengubah taktik dan strategi setelah melihat gaya bertarung saya," kata Daud Yordan setibanya di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta ketika dihubungi Sabtu malam.
Semula, lanjut dia, dirinya mengira gaya bertarung Shipo sama dengan dirinya.
"Sebenarnya saya sudah senang karena gaya bertarung saya sama dengan dia, tetapi ternyata lawan mengubah gaya bertarungnya," katanya.
Menurut petinju dengan rekor bertarung 32 kali menang (23 di antaranya dengan KO) dan tiga kali kalah, ketika lawan sempat memukul diri kemudian langsung merangkul dirinya sehingga dirinya kesulitan melancarkan pukulan kepada lawan.
Kondisi tersebut terjadi mulai ronde pertama hingga keempat. Akan tetapi, setelah itu lawan mulai terbawa dengan permainan dirinya.
"Mulai ronde kelima saya mulai leluasa melancarkan pukulan lawan meskipun kadang-kadang lawan membuat alibi seperti saat pukulan saya mengenai bagian bawah lawan sehingga terpaksa wasit menghentikan pertarungan itu beberapa saat," katanya.
Petinju Sasana Kayong Utara Kalimantan Barat tersebut menjelaskan bahwa sebenarnya berdasarkan aturan kalau pukulan itu masih mengenai ban celana masih diperbolehkan, kecuali kalau pukulan itu mengenai pelindung celana di bawah pinggangnya.
"Sebenarnya pukulan saya masih bisa dibolehkan, tetapi karena wasit melihatnya kondisi lawan akhirnya pertarungan dihentikan beberapa waktu," katanya.
Petinju kelahiran Sukadana Kalimantan Barat 10 Juni 1987 tersebut berhasil mempertahankan gelar juara dunia kelas ringan (61,2 kilogram) setelah menang angka atas petinju Afrika Selatan Sipho Taliwe (113-114, 117-110,116-111).
"Petinju Afrika itu memang lawan yang cukup berat bagi saya, tetapi saya bersyukur bisa mempertahankan gelar untuk yang pertama kali ini," katanya.
Ketika ditanya soal kunci kemenangan pada pertarungan melawan Shipo Taliwe, ayah dari Miquel Angel Yordan Jr. tersebut mengatakan bahwa dirinya menjalankan instruksi pelatih dengan baik dan disiplin dalam menjaga pukulan serta tidak larut dalam gaya bertarung lawan yang cenderung merapatkan badan ketika sudah bisa melancarkan pukulan.
"Saya disiplin dalam menjaga pukulan dan menjalankan instruksi dari pelatih sehingga bisa membuahkan hasil yang baik," kata petinju yang merebut gelar juara dunia kelas ringan IBO ketika mengalahkan Daniel Eduardo Brizuela di Australia, 6 Juli 2013.
Setidaknya gelar yang dirinya pertahankan itu bisa mengobati masyarakat Indonesia setelah rekannya, Chris John, gagal mempertahankan gelarnya.
"Setidaknya kita masih memiliki satu petinju yang menjadi juara dunia," katanya.
Ketika ditanya langkah selanjutnya setelah mempertahankan gelar ini, dia mengatakan bahwa itu semua diserahkan kepada manajemen, tetapi setidaknya dirinya berharap masih bisa mempertahankan gelarnya mendatang.
"Semua terserah manajemen dan promotor bagaimana saya ke depannya, tetapi keinginan pribadi saya adalah bisa mempertahankan gelar ini lagi sambil melihat peluang-peluang yang ada berikutnya," katanya.
Ia menambahkan bahwa dirinya masih berada di Jakarta sampai dua hari mendatang.
"Mungkin saya baru pulang ke Sukadana Kalimantan Barat pada hari Selasa (10/12). Sekali lagi saya mengucapkan terima kasih atas doa dan dukungan masyarakat Indonesia sehingga saya bisa mempertahankan gelar juara dunia," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013