Jakarta (Antara Kalbar) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi bergerak menguat 48 poin menjadi Rp11.600 dibanding sebelumnya di posisi Rp11.648 per dolar AS.

"Laju rupiah kembali terapresiasi menyusul peningkatan dana asing masuk ke dalam negeri (capital inflow) di pasar obligasi," kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada di Jakarta, Selasa.

Selain itu, lanjut dia, meski hasil yang dicapai dalam pertemuan G20 tidak terlalu rinci, namun adanya indikasi upaya dan komitmen negara-negara G20 untuk meningkatkan pertumbuhan global turut berimbas positif pada laju mata uangnya, termasuk rupiah.

"Saat ini belum ada sentimen yang menekan rupiah sehingga masih terjaga di level sekarang," kata dia.

Apalagi, lanjut dia, mata uang rupiah juga mendapat dukungan dari laju mata uang poundsterling merespon upaya pemulihan ekonomi Inggris dan mata uang euro yang menguat paska dirilisnya data-data ekonomi Jerman yang menunjukkan perbaikan.

Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra menambahkan dolar AS cenderung melemah setelah data perumahan AS yang melemah sehingga memicu kembali kekhawatiran pasar terhadap perekonomian AS.

Menurut dia, data itu berdampak negatif bagi dolar AS dan sebaliknya mendorong mata uang negara berkembang, termasuk rupiah beranjak lebih tinggi.

Ia mengemukakan bahwa penjualan rumah di AS menurun menjadi 4,62 juta unit pada bulan Januari dibanding bulan sebelumnya.

Pewarta: Zubi Mahrofi

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014