Pontianak (ANTARA) - Pj Gubernur Kalimantan Barat Harisson menekankan pentingnya literasi dan inklusi keuangan bagi masyarakat Kalbar, untuk mempercepat peningkatan angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kalbar.
"Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2022 menunjukkan bahwa tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia mencapai 49,68 persen, sedangkan di Kalimantan Barat sedikit lebih tinggi yaitu 51,95 persen. Sementara itu, tingkat inklusi keuangan secara nasional mencapai 85,10 persen, dan di Kalimantan Barat sebesar 84,16 persen," kata Harisson saat menghadiri kegiatan Ekspedisi Rupiah Berdaulat (ERB) 2024 di Dermaga Satrol Lantamal XII Pontianak hari ini, Jumat.
Terkait dengan literasi Ekspedisi Rupiah Berdaulat ini, berdasarkan studi Otoritas Jasa Keuangan bahwa setiap peningkatan 1 persen inklusi keuangan dapat meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia sebesar 0,16 persen, karena salah satu indikator dari IPM adalah standar hidup layak (ekonomi).
"Angka tersebut menunjukkan pekerjaan rumah bagi Kalimantan Barat yang sangat besar dalam meliterasi keuangan, walaupun capaian angka tersebut berada di atas angka nasional," tuturnya.
Menurut dia, Pemerintah Pusat menargetkan angka Indeks Inklusi Keuangan sebesar 90 persen di tahun 2024 serta sasaran khusus perluasan layanan tersebut bagi masyarakat berpendapatan rendah, UMKM serta masyarakat lintas kelompok.
Harisson mengatakan, pihaknya menyambut baik program TNI AL dan Bank Indonesia yang melaksanakan Ekspedisi Rupiah Berdaulat (ERB) 2024 untuk memastikan ketersediaan uang layak edar di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Ekspedisi ini ditandai dengan pemberangkatan armada Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Karotang 872. Ekspedisi ini merupakan bentuk komitmen BI dan TNI AL dalam memastikan ketersediaan uang layak edar di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), khususnya di daerah Terdepan, Terluar, dan Terpencil (3T).
Nantinya ERB 2024 akan menjangkau 90 pulau di 18 provinsi di Indonesia, termasuk Pulau Karimata, Pulau Cempedak, Pulau Maya, Pulau Pelapis, dan Padang Tikar di Kalimantan Barat. Kegiatan ini juga akan diisi dengan edukasi Cinta Bangga Paham (CBP) Rupiah dan program sosial Bank Indonesia.
Gubenur Harisson menuturkan bahwa kegiatan Ekspedisi Rupiah Berdaulat yang dirangkaikan juga dengan Edukasi Cinta Bangga Paham (CBP) Rupiah serta Program Sosial Bank Indonesia ini, sangat mendukung Program Pemerintah Daerah, secara khusus peningkatan kesejahteraan masyarakat di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar).
Ekspedisi Rupiah Berdaulat yang digelar selama seminggu pada 7-13 Juni 2024 itu akan mengunjungi wilayah Terdepan, Terluar dan Terpencil di Kalbar yaitu Pulau Karimata, Pulau Cempedak, Pulau Maya, Pulau Pelapis dan Padang Tikar.
Harisson menegaskan, ekspedisi Rupiah Berdaulat secara langsung mendorong masyarakat mengakses produk jasa keuangan, salah satunya adalah investasi pembiayaan pada Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Kredit Ultra Mikro (UMi), yakni Interaksi Aktif Masyarakat dengan Lembaga Perbankan yang adaptif.
Pentingnya literasi dan inklusi keuangan untuk mempercepat peningkatan IPM
Sabtu, 8 Juni 2024 5:51 WIB