Pontianak (Antara Kalbar) - Cargill Grup melalui perusahaan perkebunannya, PT Harapan Sawit Lestari di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, membantu 58 guru sekolah dasar meraih gelar sarjana pendidikan.

Untuk tujuan itu, kata Presiden Direktur PT Harapan Sawit Lestari Ong Kee Chau saat dihubungi di Pontianak, Selasa, perusahaan tersebut menyiapkan dana lebih dari setengah miliar rupiah.

Para guru tersebut menempuh pendidikan di Cargill Tropical Palm Learning Academy di Manis Mata.

Menurut dia, dengan mendapatkan gelar Sarjana, para guru ini akan memiliki bekal lebih baik untuk memberikan inspirasi bagi anak-anak agar menjadi warga yang berkontribusi bagi masyarakat.

"Kami merasa terhormat bisa memainkan peran dalam membentuk lanskap pendidikan, memperluas upaya-upaya Cargill untuk pendidikan di Indonesia setelah memprakarsai kebun pendidikan kelapa sawit pertama di Indonesia di Bogor 2012," katanya.

Para guru itu akan mengikuti program belajar jarak jauh. Cargill menggandeng Yayasan Harapan Masa Depan Cerah (YHMDC) atau "Hope For A Bright Future Foundation" dan Universitas Terbuka (UT).

Cargill memberikan kontribusi lebih dari Rp531 juta atau 46.733 dolar AS untuk inisiatif program ini.

Dari 58 guru, 25 di antaranya adalah karyawan YHMDC yang akan menerima beasiswa penuh dari yayasan tersebut. Guru-guru ini diseleksi berdasarkan kinerja serta komitmen yang mereka tunjukkan terhadap peningkatan diri, semangat untuk memberikan pengaruh besar bagi hidup anak-anak dalam masyarakat dan keinginan mengembangkan kemampuan mengajar.

Selain itu, Pemerintah Kabupaten Ketapang juga menominasikan 28 guru dari sekolah umum di wilayah tersebut untuk menerima beasiswa penuh. Kemudian, program itu juga diberikan kepada lima orang guru dari YHMDC yang akan mengambil gelar tersebut dengan upaya mereka sendiri.

"58 guru yang sebelumnya tidak memiliki akses ke pendidikan tinggi, segera memulai program Sarjana Pendidikan dengan pembelajaran jarak jauh di CTP Learning Academy," katanya.

Kepala Cabang Universitas Terbuka Pontianak, Edward Zubir MM, mengatakan, program tersebut secara signifikan akan membantu meningkatkan kemampuan guru-guru sekolah dasar di Ketapang.

"Kami bangga dengan kegiatan ini dan menantikan untuk bekerja sama dengan Cargill dan Dinas Pendidikan Kabupaten Ketapang di masa depan, serta memperkenalkan mata kuliah yang akan memberikan keuntungan bagi masyarakat Manis Mata," kata dia.

Feris Meilianto, salah seorang guru yang sudah mengajar selama empat tahun di YHMDC ikut menerima beasiswa tersebut.

Ia mengaku sangat berterima kasih atas kesempatan untuk meningkatkan pendidikan agar menjadi guru yang lebih baik.

"Saya berharap bisa mempelajari ilmu-ilmu yang tidak hanya membantu saya secara tehnis, tapi juga memungkinkan saya untuk jadi panutan yang lebih baik dalam memberikan pengaruh terhadap hidup anak-anak," ujar dia.

Berdasarkan data UNICEF, diperkirakan lebih dari 600.000 anak di Indonesia tidak mendapatkan pendidikan sekolah dasar karena akses yang terbatas ke fasilitas pendidikan di area pedesaan atau karena kurangnya kemampuan finansial.

Selain itu, Indonesia University of Education menemukan hanya 22 persen dari guru sekolah dasar di Indonesia memiliki kualifikasi yang cukup walaupun ada peraturan yang mengharuskan semua guru untuk memiliki minimal gelar sarjana.

Universitas Terbuka didirikan tahun 1984 dan memiliki spesialisasi dalam pendidikan terbuka dan jarak jauh. Mata kuliah akan diberikan oleh 15 instruktur yang direkrut oleh Yayasan, Universitas Terbuka cabang Pontianak dan Dinas Pendidikan Ketapang.

Cargill mendukung program dan proyek yang meningkatkan akses ke pendidikan dasar dan menengah bagi anak-anak. Selama empat tahun terakhir, program CARE (Cooperative for Assistance and Relief Everywhere) yang didanai Cargill telah membantu lebih dari 53.900 anak bersekolah, juga memberikan pelatihan bagi lebih dari 3.000 guru dan pegawai pendidikan.
***3***

T011


Pewarta:

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014