Jakarta (Antara Kalbar) - Analisis Survei Nasional Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Network menemukan fakta bahwa pemilih Partai Demokrat masih banyak yang mendukung pasangan calon presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla meskipun partai itu telah menyatakan dukungan terhadap pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Pasangan Jokowi-JK memperoleh dukungan 51.93 persen dari pemilih Partai Demokrat sementara pasangan Prabowo-Hatta hanya memperoleh dukungan 46.00 persen dari pemilih ini.

"Meski secara resmi mendukung pasangan Prabowo-Hatta, pemilih Partai Demokrat lebih banyak mendukung Jokowi-JK," kata periset LSI Network Fitri Hari saat konferensi pers "kebangkitan di minggu terakhir head to head Jokowi-JK vs Prabowo-Hatta" di kantor LSI Network, Jakarta, Senin.

Sebaliknya, Partai Hanura yang secara resmi mendukung pasangan Jokowi-JK justru lebih banyak mendukung pasangan Prabowo-Hatta. Pada segmen pemilih Partai Hanura (pada pemilu 2014 lalu mereka memilih caleg atau partai Hanura), dukungan terhadap Jokowi-JK sebesar 34.46 persen sedangkan dukungan terhadap Prabowo-Hatta sebesar 54.80 persen.

"Untuk segmen pemilih partai politik, Jokowi-JK memperoleh dukungan mayoritas dari pemilih yang partainya berkoalisi mengusung pasangan ini, kecuali pemilih Partai Hanura," ujar Fitri.

Berdasarkan hasil temuan analisis Survei Nasional LSI, keunggulan Jokowi-JK antara 56-84 persen di segmen pemilih Partai Nasional Demokrat (nasdem), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI).

Sedangkan keunggulan Prabowo-Hatta antara 51-79 persen di segmen pemilih Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Menjelang pertarungan akhir pada Pilpres 2014, tren elektabilitas Joko Widodo-Jusuf Kalla kembali meningkat dengan memperlebar selisih dukungan dari lawannya Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Dari hasil survei yang dilakukan pada 2-5 Juli 2014, Prabowo-Hatta memperoleh dukungan 44.20 persen sedangkan Jokowi-JK mencapai 47.80 persen artinya selisih elektabilitas kedua capres sebesar 3.60 persen. Sebelumnya pada akhir survei 25-29 Juni 2014 selisih kedua capres hanya 0.5 persen.

Meskipun begitu, pasangan Jokowi-JK belum tentu menang karena berbagai alasan diantaranya pemilih yang mengambang masih besar yaitu 8 persen.

"Jumlah golput yang diperkirakan 20-30 persen banyak berasal dari pendukung Jokowi-JK yang bisa membalikkan margin kemenangan namun pasangan Prabowo-Hatta bisa menang karena adanya kemungkinan manuver atau hal luar biasa yang terjadi di hari tenang yang tidak bisa diduga dari kedua pasangan," jelas Fitri.

Pewarta: Monalisa

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014