Sekadau (Antara Kalbar) - Warga RT 16, RW 04 simpang Pangkin, Desa Mungguk, Kecamatan Sekadau Hilir mempertanyakan pekerjaan peningkatan jalan desa di wilayah mereka. Pasalnya, pengerjaan ruas jalan beton tersebut terkesan janggal. Ketua RT 16, Abang Keran. S mengaku kecewa dengan hasil kerja pihak pelaksana.

"Kekecewaan kita beralasan, lantaran pihak kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan melenceng dari spesifikasi. Kok kerjanya sepotong-sepotong. Bukannya semestinya jalan ini disambung. Tapi kenapa di bagian jembatan ini tidak dikerjakan. Apakah memang begitu spesifikasinya,” tanya Abang Keran ditemui di kediamannya, Selasa (8/7)

Berdasarkan pantauan di lapangan, pengerjaan ruas jalan itu terbagi atas dua bagian. Antara bagian satu dengan lainnya dipisahkan oleh sebuah jembatan dengan jarak lebih kurang 15 meter antara ujung jalan satu dengan lainnya.

"Sebagai warga setempat yang akan menikmati hasil pembangunan, kita merasa dirugikan dengan metode kerja pihak kontraktor. Kami suadh pernah bilang sama pekerjanya supaya jalan ini disambung saja. Tapi sampai sekarang tidak disambung-sambung. Sementara pekerjaan mereka sudah selesai. Terus terang kita yang sehari-ahri lewat jalan ini merasa dirugikan,” keluhnya.

Sementara itu, ditemui terpisah, Liu Juk Ci, direktur CV Sumber Jaya sebagai kontraktor pelaksana pekerjaan peningkatan jalan mengaku pekerjaan mereka sudah sesuai dengan volume yang tertera dalam kontrak kerja dari Dinas PU dan Pertambangan Kabupaten Sekadau.

“Dalam kontrak, volumenya 145,30 meter persegi, dengan rincian panjang 181,6 meter dan lebar 4 meter. Apa yang kami kerjakan sudah sesuai dengan kontrak,” klaimnya.

Sementara, Soal pekerjaan jalan yang terpotong, Aci memiliki argumen tersendiri. Pada tahap awal pekerjaan, pihaknya memulai pekerjaan dari titik 200 atau mulai dari bagian ujung jalan.

“Kami mulai bangun dari bagian ujung karena jalan itu kan sempit, jadi susah mobilisasi material kalau kerjanya mulai dari titik 0. Kalau bagian jembatan yang tidak dikerjakan itu, memang sengaja kami tinggalkan. Karena, jika kami kerjakan dari titik 200 sampai ke titik 0, volumenya lebih, kami tekor dong. Sementara, di titik 0 ada bangunan masjid. Jadi kami mengambil keputusan untuk memprioritaskan bagian depan masjid yang dikerjakan daripada bagian jembatan,” terangnya.

Sementara, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Pertambangan Kabupaten Sekadua melalui Kabid Bina Marga, Heri Handoko Susilo mengaku pihaknya belum menerima laporan dari kontraktor. Heri mengaku kaget mendengar keputusan pihak kontraktor yang mengubah-ubah spesifikasi pekerjaan. Parahnya, pihak kontraktor tidak berkoordinasi dengan Dinas PU sebelum mengambil keputusan itu. Saya malah belum tahu. Kok begitu ya. Saya baru tahu dari anda. Kalaupun volume pekerjaan setelah diperiksa nantinya sesuai dengan yang tertera dalam kontrak.

"Kita tetap menyayangkan kebijakan kontraktor yang mengambil keputusan sepihak. Menurutnya, sikap itu tidak menunjukkan profesionalisme kontraktor. Kalaupun volumenya cukup, tapi kan nanti jadi bahan pertanyaan. Malah sekarang suadh dipertanyakan kan sama masyarakat disana. Ini yang kita sayangkan. Kita berjanji, dalam waktu dekat pihaknya akan memanggil kontraktor pelaksana. Kami akan panggil nanti. Yang jelas kami akan tegur keras kontraktornya,” pungkasnya.

Pewarta: Arkadius Gansi

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014