Sambas (Antara Kalbar) - Ratusan anak-anak yang berusia antara lima hingga belasan tahun melakukan takbir keliling berjalan kaki sambil membawa penerangan "obor bambu" di Desa Sempalai, Kecamatan Sebawi, Kabupaten Sambas, Minggu malam.
Pengurus Masjid Al Huda Desa Sempalai Kecamatan Sebawi, Ali Nafia, di Sempalai, mengatakan dalam takbir keliling itu mereka melakukan aksi "nangguk" atau mengumpulkan sumbangan dari rumah ke rumah dalam rangka memeriahkan menyambut malam Lebaran di desanya.
Ia menjelaskan takbir keliling menggunakan penerangan obor yang dibuat dari bambu dengan minyak tanah, sudah menjadi tradisi masyarakat Desa Sempalai dalam memeriahkan malam takbir.
Takbir keliling sambil "nangguk" itu dilakukan setiap tahun dalam menyambut malam kemenangan bagi umat Islam dalam melawan hawa nafsu selama sebulan penuh.
"Dalam memberikan sumbangan, kami tidak memaksa masyarakat harus menyumbang yang penting iklas beberapapun hasilnya nanti akan dimasukkan ke kas Masjid, dan diberikan pada anak-anak yang ikut meramaikan takbir keliling menggunakan penerangan obor itu," ujarnya.
Ali menambahkan, tradisi nangguk sudah sejak dulu dilakukan untuk mengumpulkan sumbangan dari umat muslim setiap malam takbiran.
"Kami tidak mengatahui secara pasti sejak kapan tradisi ini dilakukan, yang jelas hal itu sudah dilakukan sejak zaman Kerajaan Sambas terdahulu," ujarnya.
Menurut dia, hasil "nangguk" tersebut nantinya sebagian dimasukkan ke kas Masjid dan sebagiannya lagi dibagi rata kepada pengurus dan anak-anak peserta takbir keliling sambil "nangguk" itu.
Rizki (4) salah seorang peserta takbir keliling menyatakan, kegembiraannya menjadi peserta takbir keliling menggunakan obor dari bambu.
"Takbir keliling tahun ini, pengalaman saya yang pertama," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
Pengurus Masjid Al Huda Desa Sempalai Kecamatan Sebawi, Ali Nafia, di Sempalai, mengatakan dalam takbir keliling itu mereka melakukan aksi "nangguk" atau mengumpulkan sumbangan dari rumah ke rumah dalam rangka memeriahkan menyambut malam Lebaran di desanya.
Ia menjelaskan takbir keliling menggunakan penerangan obor yang dibuat dari bambu dengan minyak tanah, sudah menjadi tradisi masyarakat Desa Sempalai dalam memeriahkan malam takbir.
Takbir keliling sambil "nangguk" itu dilakukan setiap tahun dalam menyambut malam kemenangan bagi umat Islam dalam melawan hawa nafsu selama sebulan penuh.
"Dalam memberikan sumbangan, kami tidak memaksa masyarakat harus menyumbang yang penting iklas beberapapun hasilnya nanti akan dimasukkan ke kas Masjid, dan diberikan pada anak-anak yang ikut meramaikan takbir keliling menggunakan penerangan obor itu," ujarnya.
Ali menambahkan, tradisi nangguk sudah sejak dulu dilakukan untuk mengumpulkan sumbangan dari umat muslim setiap malam takbiran.
"Kami tidak mengatahui secara pasti sejak kapan tradisi ini dilakukan, yang jelas hal itu sudah dilakukan sejak zaman Kerajaan Sambas terdahulu," ujarnya.
Menurut dia, hasil "nangguk" tersebut nantinya sebagian dimasukkan ke kas Masjid dan sebagiannya lagi dibagi rata kepada pengurus dan anak-anak peserta takbir keliling sambil "nangguk" itu.
Rizki (4) salah seorang peserta takbir keliling menyatakan, kegembiraannya menjadi peserta takbir keliling menggunakan obor dari bambu.
"Takbir keliling tahun ini, pengalaman saya yang pertama," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014