Jakarta (Antara Kalbar) - Museum Joang '45 bekerja sama dengan Komunitas Historia Indonesia (KHI) kembali menggelar agenda tahunan mereka "Napak Tilas Proklamasi" untuk menyambut Hari Kemerdekaan ke-69 Republik Indonesia.
Kepala Unit Pengelola Museum Joang 45 Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Imron, di Jakarta, Sabtu, mengatakan acara yang telah diadakan sejak tahun 1983 ini dapat menarik masyarakat untuk ikut mengenang kembali kemerdekaan Indonesia.
"Dengan banyaknya masyarakat dan komunitas yang ikut selain meramaikan acara, tentunya juga memberikan edukasi dan menumbuhkan kesadaran akan semangat perjuangan dahulu dan sekarang," katanya.
Napak Tilas Proklamasi merupakan rangkaian acara dengan menyusuri tempat-tempat yang berkaitan dengan detik-detik proklamasi dikumandangkan, yakni Museum Joang '45, Museum Perumusan Naskah Proklamasi dan ditutup di Tugu Proklamasi.
Apel pembukaan yang dipimpin oleh Ketua Dewan Harian Nasional '45 Jenderal TNI Purnawirawan Tyasno Sudarto sebagai inspektur upacara di Museum Joang '45 menjadi titik awal bagi masyarakat untuk sejenak kembali ke masa lalu saat pemeran Soekarno dan Hatta berdiri tegak dalam upacara tersebut.
Acara pun dilanjutkan dengan pawai keliling menuju dua tempat bersejarah. Sekitar 1.000 orang yang terdiri atas komunitas, pelajar, dan masyarakat umum mengiringi pawai. Beberapa dari mereka mengenakan kostum bernuansa merah putih dan pejuang.
Salah satu komunitas yang menarik perhatian masyarakat, yakni Komunitas Ontel Batavia yang diketuai oleh Zainal Abidin.
"Perjuangan yang didapat bangsa Indonesia sekarang ini bukan hadiah dari Belanda, tetapi sebuah perjuangan yang penuh pengorbanan untuk sampai Merdeka. Saya harap generasi muda perlu tahu sejarah bangsanya," kata Zainal.
Senada dengan yang dikatakan Zainal, Sari sebagai mahasiswa yang juga anggota dalam KHI berpendapat sebagai warga negara, generasi muda perlu mengetahui sejarah karena hal tersebut merupakan kunci untuk mengetahui jati diri bangsa.
Meski demikian, Ketua KHI Asep Kambali berharap Napak Tilas Proklamasi sepatutnya mendapat dukungan penuh tidak hanya dari masyarakat dan media, tetapi juga dari Pemerintah.
"Saya ingin acara yang setiap tahunnya diadakan ini dihadiri oleh Presiden atau setidaknya menteri karena berskala nasional dan membangun kembali semangat juang kepada masyarakat khususnya generasi mendatang," harap Asep.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
Kepala Unit Pengelola Museum Joang 45 Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Imron, di Jakarta, Sabtu, mengatakan acara yang telah diadakan sejak tahun 1983 ini dapat menarik masyarakat untuk ikut mengenang kembali kemerdekaan Indonesia.
"Dengan banyaknya masyarakat dan komunitas yang ikut selain meramaikan acara, tentunya juga memberikan edukasi dan menumbuhkan kesadaran akan semangat perjuangan dahulu dan sekarang," katanya.
Napak Tilas Proklamasi merupakan rangkaian acara dengan menyusuri tempat-tempat yang berkaitan dengan detik-detik proklamasi dikumandangkan, yakni Museum Joang '45, Museum Perumusan Naskah Proklamasi dan ditutup di Tugu Proklamasi.
Apel pembukaan yang dipimpin oleh Ketua Dewan Harian Nasional '45 Jenderal TNI Purnawirawan Tyasno Sudarto sebagai inspektur upacara di Museum Joang '45 menjadi titik awal bagi masyarakat untuk sejenak kembali ke masa lalu saat pemeran Soekarno dan Hatta berdiri tegak dalam upacara tersebut.
Acara pun dilanjutkan dengan pawai keliling menuju dua tempat bersejarah. Sekitar 1.000 orang yang terdiri atas komunitas, pelajar, dan masyarakat umum mengiringi pawai. Beberapa dari mereka mengenakan kostum bernuansa merah putih dan pejuang.
Salah satu komunitas yang menarik perhatian masyarakat, yakni Komunitas Ontel Batavia yang diketuai oleh Zainal Abidin.
"Perjuangan yang didapat bangsa Indonesia sekarang ini bukan hadiah dari Belanda, tetapi sebuah perjuangan yang penuh pengorbanan untuk sampai Merdeka. Saya harap generasi muda perlu tahu sejarah bangsanya," kata Zainal.
Senada dengan yang dikatakan Zainal, Sari sebagai mahasiswa yang juga anggota dalam KHI berpendapat sebagai warga negara, generasi muda perlu mengetahui sejarah karena hal tersebut merupakan kunci untuk mengetahui jati diri bangsa.
Meski demikian, Ketua KHI Asep Kambali berharap Napak Tilas Proklamasi sepatutnya mendapat dukungan penuh tidak hanya dari masyarakat dan media, tetapi juga dari Pemerintah.
"Saya ingin acara yang setiap tahunnya diadakan ini dihadiri oleh Presiden atau setidaknya menteri karena berskala nasional dan membangun kembali semangat juang kepada masyarakat khususnya generasi mendatang," harap Asep.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014