Mempawah (Antara Kalbar) - PT Peniti Sungai Purun (PSP) mulai mengoperasikan pabrik kelapa sawit berkapasitas 60 ton per jam di Desa Kepayang, Kecamatan Anjongan, Kabupaten Pontianak.

Peresmian dilakukan oleh Bupati Pontianak Ria Norsan di lokasi pabrik yang berada di areal seluas 20 hektare di kawasan Kebun Purun Utara (KPU), Jumat.

"Ada tujuh perusahaan perkebunan di Kabupaten Pontianak, dan sudah beroperasi," kata Ria Norsan.

Namun, lanjut dia, pabrik kelapa sawit yang paling besar milik PT PSP. Pabrik tersebut diharapkan pula dapat menampung dan mengolah hasil perkebunan dari daerah sekitar seperti Kabupaten Landak, Bengkayang bahkan hingga Sambas.

"Terkadang, masyarakat membawa hasil panen sampai ke Pontianak. Pabrik ini bisa menampungnya," ujar Ria Norsan.

Ia ingat dua tahun lalu melakukan peletakan batu pertama pembangunan pabrik tersebut. "Sekarang sudah beroperasi. Kehadiran PT PSP yang mulai tanam enam tahun lalu, juga mampu menyerap tenaga kerja sekitar, yang sebelumnya banyak bekerja di luar, termasuk luar negeri," kata Ria Norsan.

Ia bahkan siap memberikan izin kalau PT PSP masih membutuhkan lahan mengingat keseriusan perusahaan tersebut.

CEO PT PSP Iwan Suharjo mengatakan beroperasinya pabrik itu bagian dari komitmen dan kerja keras dalam kurun waktu enam tahun terakhir.

"Konsep untuk pabrik ini, `green, sustainable and modern`," katanya.

Menurut Manajer Komunikasi Perusahaan PT PSP, Gloria Guida Manalu, pabrik yang diberi nama Enggang Mill ini merupakan hasil kerja keras yang tidak henti-hentinya dari tim "engineering" perusahaan dalam mewujudkan pabrik ini sehingga sesuai dengan konsep yang diinginkan.

"Sebagai perusahaan agribisnis dengan tata kelola yang baik, pemilihan konsep atas pabrik pertama ini juga sudah dipikirkan dengan matang," ujar dia.

Konsep "green" misalnya, karena dilengkapi area composting seluas 3,5 hektare sebagai unit pengolahan limbah menjadi pupuk kompos.

Limbah diolah kembali menjadi sesuatu yang berguna sehingga pabrik memiliki zero effluent (bebas limbah).

Selanjutnya sustainable, karena dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia dan sedikit mengonsumsi air.

Sedangkan modern, karena merupakan pabrik dengan inovasi yang terbaru serta terintegrasi dalam sistem kontrol.

Manajer Pabrik Enggang Mill, Abdul Munif Lubis menuturkan, dengan teknologi tinggi yang digunakan membuat pabrik menjadi lebih efisien dan ramah lingkungan serta aman.

"Untuk mesin pembangkit, menggunakan fiber dan cangkang dari buah sawit," ujar dia. Bahan baku tersebut mampu memenuhi kebutuhan pembangkit yang kapasitasnya sekitar 1 MW.

Pewarta: Teguh Imam Wibowo

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014