Sintang (Antara Kalbar) - Pertambahan kendaraan pribadi baik roda dua maupun roda empat di Sintang begitu pesat tanpa diimbangi dengan pertumbuhan infrastruktur jalan jelas akan membuat Kota Sintang dihantui kemacetan.

Bahkan tiga sampai lima tahun ke depan, Kota Sintang dipastikan akan mengalami kemacetan jika tidak ada pembangunan ruas-ruas jalan baru.

"Masyarakat di Sintang tampaknya lebih menyukai naik kendaraan pribadi dibanding kendaraan umum seperti angkutan dalam kota," kata Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Sintang, Hatta.

Dia menilai kemacetan lalu lintas dipastikan bakal terjadi di Kota Sintang karena ruas-ruas jalan dalam kota yang ada sudah tidak mampu menampung derasnya pertambahan kendaraan pribadi.

"Apalagi masyarakat yang datang ke Kota Sintang bukan hanya masyarakat Sintang saja tapi berasal dari mana saja," katanya.

Ia mengatakan seiring dengan perkembangan Kota Sintang maka pertumbuhan kendaraan pribadi yang begitu pesat tidak bisa dihindari. Animo masyarakat menggunakan kendaraan pribadi memang lebih tinggi dibanding harus naik angkutan kota.

Dia mengatakan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas, Dinas Perhubungan Kabupaten Sintang sebenarnya ingin mengarahkan masyarakat untuk lebih menyukai naik kendaraan angkutan kota dibanding kendaraan pribadi.

"Tapi walau kami pun mengarahkan agar masyarakat beralih ke angkutan kota, tampaknya masyarakat lebih suka menggunakan kendaraan pribadi," ujarnya.

Hatta menilai masyarakat lebih suka menggunakan kendaraan pribadi dibanding angkutan umum disebabkan karena kurang maksimalnya pelayanan yang diberikan angkutan umum. Masyarakat sering mengeluh harus membutuhkan waktu yang lama untuk menunggu angkutan umum lewat.

"Sekarang penyedia jasa angkutan umum harus mereformasi diri dengan memperbaiki pelayanan serta menyiapkan armada yang memadai. Timbulnya keengganan masyarakat naik kendaraan umum juga disebabkan karena naik kendaraan umum seperti barang yang ditumpuk. Ini jelas membuat tidak banyak tidak mau," katanya setengah.

Dia mengatakan terhadap angkutan umum ini, Dinas Perhubungan tugasnya hanya melakukan pembinaan. Sedikitnya jumlah angkutan umum dalam kota disebabkan karena angkutan umum dalam kota sering tidak mendapatkan penumpang.

"Ini memang persoalan yang dilematis," katanya.

Ia mengatakan Dinas Perhubungan paling hanya bisa menyediakan infrastruktur pendukung bagi ketersediaan angkutan umum dalam kota seperti pembangunan terminal. Sementara ketersediaan angkutan umum ini tergantung dari pengusaha yang ingin berusaha di sektor angkutan umum.

"Persoalan lagi masyarakat menjadi enggan menggunakan angkutan umum karena masyarakat merasa mampu membeli kendaraan pribadi. Apalagi untuk memiliki kendaraan pribadi semakin gampang. Saat ini tanpa uang muka, masyarakat bisa memiliki kendaraan pribadi," katanya.

(Faiz/N005)

Pewarta: Faiz

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014